Jakarta (Antara Kalteng) - Urine sebanyak 473 atlet peraih medali di Pekan
Olahraga Nasional (PON) XIX 2016 di Jawa Barat diperiksa di Laboratorium
India untuk memastikan tidak terlibat doping.
Menurut Wakil I Bidang Organisasi Komite Olahraga Nasional
Indonesia (KONI) Eman Sumusi di Kantor KONI pusat di Jakarta, Rabu,
sample urine sebanyak 473 atlet peraih medali PON tersebut dikirim ke
laboratorium India pada 29 September 2016.
"Jadi setelah ditutupnya penyelenggaraan PON, langsung dikirim, di
mana pengambilan samplenya setelah para atlet memenangkan
pertandingan," terang mantan Sekretaris Panitia Pengarah dan Pengawas
Pengurus Besar PON XIX 2016 di Jawa Barat tersebut.
Eman mengungkapkan, dipilihnya laboratorium India sebagai tempat
tes doping atlet PON karena terjangkau biayanya daripada di negara Asia
lainnya.
"Cukup mahal pemeriksaan sample urine untuk tes doping ini, hingga ratusan dolar AS per satu samplenya," tuturnya.
Dia menyatakan, pada Oktober ini juga hasil tes urine doping
tersebut sudah bisa diketahui, dan akan disampaikan ke KONI
masing-masing daerah, pengurus cabang olahraga beserta atletnya.
"Semoga saja tidak ada yang terlibat doping, karena kalau sampai
ada pasti akan ada sanksi, bisa dicabut peraihan medalinya," tegasnya.
Eman mengungkapkan, dari sebanyak 9.251 atlet yang mengikuti PON
XIX 2016 di Jabar pada 17-29 September, tidak sampai 10 persennya
diambil sample urinenya untuk diperiksa dari kemungkinan doping.
"Sebenarnya ada 479 sample urine atlet diambil, tentunya yang bisa
diperediksi menggunakan doping, utamanya dicabang olahraga terukur,
tapi hanya bisa sebanyak 473 sample saja yang dikirim," ungkapnya.
Eman mengatakan, dari sebanyak 479 atlet yang diambil samplenya
itu untuk nomor pertandingan puteri sebanyak 196 orang, putera sebanyak
264 orang, campuran sebanyak dua orang dan terbuka 17 orang.
"Para atlet di cabang olahraga atletik yang banyak diambil
samplenya, termasuk juga angkat besi, gulat dan renang," ujarnya.