Petani Kotim Harap Masyarakat Utamakan Beli Beras Lokal

id Kotawaringin Timur, Petani Kotim Haram Masyarakat Utamakan Beli Beras Lokal, beras lokal, Kotim

Petani Kotim Harap Masyarakat Utamakan Beli Beras Lokal

Ketua Pemuda Tani Kecamatan Teluk Sampit, Abdur Rasid mengantar beras lokal siam epang cap Jelawat yang dipesan aparatur sipil negara Kabupaten Kotawaringin Timur. Beras tersebut merupakan produksi petani lokal setempat.

Sampit (Antara Kalteng) - Petani di Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, berharap masyarakat setempat memprioritaskan membeli beras hasil panen petani lokal karena kualitasnya bagus dan harganya lebih murah.

"Alhamdulillah saat ini banyak pegawai yang membeli. Kami berharap ini berlanjut, bukan hanya karena ada imbauan Bupati. Membeli beras lokal berarti membantu petani di daerah sendiri. Apalagi kualitas berasnya bagus dan harganya murah," kata Ketua Pemuda Tani Kecamatan Teluk Sampit Abdur Rasid di Sampit, Jumat.

Teluk Sampit merupakan lumbung beras Kotawaringin Timur yang didukung kecamatan sekitarnya di kawasan Selatan. Petani mulai memasarkan beras kemasan produksi sendiri yang mereka beri nama beras siam epang cap "Jelawat". Siam epang merupakan beras asli Kotawaringin Timur, sedangkan jelawat diambil dari ikon daerah yakni ikan jelawat.

Beras kemasan isi lima kilogram itu dijual Rp55.000 per sak. Saat ini pemasarannya dimulai kepada kalangan aparatur sipil negara sesuai imbauan pemerintah daerah agar mereka membantu membeli beras hasil produksi petani lokal.

Rasid berharap perusahan besar swasta juga membantu membeli beras produksi petani lokal sesuai imbauan bupati. Jika perusahaan besar swasta, seperti perusahaan perkebunan kelapa sawit yang jumlahnya lebih dari 50 perusahaan, membantu membeli beras petani lokal, Rasyid yakin dampaknya akan sangat besar terhadap serapan hasil panen dan peningkatan kesejahteraan petani.

"Dengan jumlah karyawan puluhan ribu orang, kalau sebagian saja membantu membeli beras petani, maka bisa dibayangkan berapa banyak yang akan terserap. Kami mengetuk hati para pengusaha untuk membantu petani," tambah Rasid.

Rasid menyebutkan, luas sawah yang ditanam petani di daerahnya mencapai 6.300 hektare dengan produksi 4,3 ton/hektare dalam masa panen satu kali setahun. Rasid yakin penanaman bisa ditingkatkan menjadi dua kali setahun, namun yang menjadi kekhawatiran petani adalah bagaimana pemasarannya karena saat ini saja tidak semua bisa terserap.

Perlu perhatian semua pihak untuk membantu petani dengan tulus. Tidak hanya terkait proses penanaman hingga panen, tetapi juga pascapanen, khususnya pemasaran yang maksimal agar semua hasil panen bisa terserap.