Oh..Ternyata Penderita HIV/AIDS Palangka Raya Tinggi, Karena Rujukan dari RS Lain

id RSUD Doris Sylvanus, Oh Ternyata Penderita HIV/AIDS Palangka Raya Tinggi, Komisi Penanggulangan AIDS Kalteng William Katopo, Karena Rujukan dari RS La

Oh..Ternyata Penderita HIV/AIDS Palangka Raya Tinggi, Karena Rujukan dari RS Lain

Sejumlah anggota Korem 102/Pjg saat menjalani tes HIV/AIDS yang diperiksa langsung oleh Tim Dokter RSUD Doris Sylavanus (Foto Antara Kalteng/M Tedy)

Palangka Raya (Antara Kalteng) - Kota Palangka Raya menempati posisi teratas dengan jumlah tertinggi penderita Human Immunodeficiency Virus (HIV) atau Acquired Deficiency Syndrome (AIDS) dibandingkan dengan kabupaten lain yang ada di Kalimantan Tengah.

Namun bukan berarti hal tersebut semata-mata murni dari masyarakatnya sebagai penderita, namun melainkan sebagian merupakan rujukan dari rumah sakit lain ke RSUD Doris Sylvanus yang akhirnya tercatat sebagai penderita yang ada di Palangka Raya.

"Kenapa kota Palangka Raya bisa menjadi tertinggi dalam hal penderita HIV/AIDS, karena RSUD Doris Sylvanus menjadi rumah rujukan dan tentu saja hal tersebut disesuaikan dengan jumlah data yang tentu lebih banyak dibanding dengan rumah sakit lain," kata Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS Kalteng William Katopo, Selasa (22/11).

Dia mengatakan dari data yang diperoleh sampai semester satu tahun 2016 diperoleh data dan total jumlah penderita sebanyak 810 orang.

Dengan rincian Kota Palangka Raya 178 penderita HIV dan 151 penderita AIDS, Kotim 163 dan 38, Kobar 134 dan 18, katingan 18 dan 5, Sukamara 5 dan 3, Lamandau 8 dan 1, Gumas 4 dan 7, Kapuas 15 dan 6, Pulang Pisau 6 dan 5, Bartim 6 dan 5, Barsel 4 dan 4, Barut 17 dan 4, Seruyan 1 dan 2 serta Murung Raya 1 dan 1, katanya.

"Usia penderita terbanyak rata-rata 25-49 tahun sehingga pada usia tersebut menempati 71,1 persen dari jumlah penderita, 13,8 persen usia 20-24 tahun, 6,7 persen usia diatas 50 tahun, 2,6 persen usia 15-19 tahun, 2,6 persen usia 5-14 tahun dan 3,1 persen pada usia 4 tahun," bebernya.

Dari keseluruh total jumlah tersebut kalangan swasta menjadi peringkat terbanyak dalam jumlah penderita, kemudian ibu-ibu dan sisanya ada ASN, TNI, Polri dan masyarakat umum. Pada ASN penderita mulai dari tukang sapu hingga sampai tingkat eselon II, katanya.

Dia menjelaskan, penyebab terjadinya penularan HIV/AIDS  salah satunya adalah dengan hubungan seks bebas dan dengan pasangan yang tidak tetap atau berubah-ubah, dan penularan HIV/AIDS terjadi juga tidak semata akibat hubungan dengan para pekerja seks komersial (PSK), prinsipnya dimana ada seks yang bersifat bebas disitu pasti ada penularan.

Sampai saat ini belum ada ditemukan obat untuk menangani penderita penyakit tersebut, dan dengan hal tersebut pihaknya secara gencar dan rutin memberikan sosialisasi keseluruh lapisan masyarakat untuk menekan bertambahnya jumlah penderita penyakit HIV/AIDS.

Usai memberikan sosialisai pada sejumlah anggota Korem 102/Pjg di lanjutkan dengan menjalani konseling dan test pemeriksaan HIV/AIDS , dengan cara mengambil sampel darah untuk proses pemeriksaan. Semua tim medis berasal dari RSUD Doris Sylvanus, demikian William.