Antisipasi DBD, Dinas Kesehatan Barut Lakukan Pengasapan Di Kecamatan

id Barito Utara, Kalimantan Tengah, Muara Teweh, Dinkes Barut, Robansyah, DBD, Fogging

Antisipasi DBD, Dinas Kesehatan Barut Lakukan Pengasapan Di Kecamatan

Seorang petugas melakukan fogging di salah satu toko di Muara Teweh (FOTO ANTARA Kalteng/Kasriadi)

Muara Teweh (Antara Kalteng) - Dinas Kesehatan Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah melakukan pengasapan fokus di wilayah Desa Kandui, Kecamatan Gunung Timang.

"Fogging fokus ini dilakukan untuk memutus keberadaan nyamuk `Aedes Eigepthy` penyebar demam berdarah dengue (DBD), karena didaerah tersebut merupakan daerah rawan dengan penyakit DBD, dimana sebelumnya pernah terjadi kasus DBD, kata Kepala Dinas Kesehatan Barito Utara (Barut) Robansyah di Muara Teweh, Senin.

Menurut Robansyah, di wilayah Desa Kandui memang sering terjadi banjir, hal ini tentu banyak genangan air di pemukiman warga yang menimbulkan kerawanan munculnya jentik-jentik nyamuk dan nyamuk dewasa yang mengancam kesehatan masyarakat setempat.

Dalam melakukan fogging ada beberapa prosedur yang harus diikuti dan tidak sembarangan melakukannya. Prosedurnya, jika didaerah tersebut pernah terjadi kasus DBD maka akan dilakukan fogging oleh petugas, dan tidak bisa sembarangan melakukannya.

"Fogging sebelum masa penularan, dimana wilayah Barito Utara telah memasuki musim hujan," katanya.

Robansyah mengatakan, saat ini telah dilakukan pengasapan dan memberikan penyuluhan kepada masyarakat guna mengantisipasi berjangkitnya virus DBD di daerah yang dianggap rawan penyebarannya.

Di samping itu beberapa tempat yang dianggap rawan penyebaran DBD. Selain itu langkah-langkah yang dilakukan petugas di lapangan juga diharapkan partisipasi masyarakat dalam menjaga kesehatan lingkungan masing-masing.

"Pengasapan ini dilakukan di kawasan tertentu dimana ditemukan kasus demam berdarah," katanya

Robansyah mengatakan, penderita DBD selama tahun 2016, dari sejak Januari sebanyak 38 kasus dan satu meninggal, sedangkan bulan Pebruari 65 kasus DBD dan satu meninggal dunia, Maret ada 44 kasus, April sebanyak 70 kasus, Mei ada 32 kasus, Juni ada delapan kasus,Juli delapan kasus, Agustus tiga kasus, September satu kasus, Oktober dua kasus dan November untuk sementara hanya satu kasus.

Penderita DBD tahun 2016 ini sebanyak 272 kasus tertinggi dalam empat tahun terakhir yang 2015 ada 125 kasus, 2014 ada 78 kasus dan 2013 hanya 15 kasus.

"Pada tahun ini korban yang meninggal sebanyak lima orang sebagian besar anak dan balita," katanya.

Dia mengatakan, kasus DBD ini terjadi karena curah hujan yang fluktuatif sehingga tersedia tempat yang potensial untuk nyamuk berkembang biak dan upaya preventif yang nkurang di masyarakat.

"Masyarakat dapat melakukan pencegahan DBD dengan memberantas sarang nyamuk dengan menguras dan menyikat tempat penampungan air, memakai kelambu saat tidur, menutup tempat air dan barang, membersihkan saluran yang mampet dan jika memiliki kolam dapat memelihara ikan pelahap jentik serta mengubur ban-ban bekas yang dapat menampung air," kata Robansyah.