Astaga! 28 Desa Di Barito Utara Masih Belum Nikmati Listrik?

id Barito Utara, 28 Desa Di Barito Utara Masih Belum Nikmati Listrik, Bupati Barito Utara, Nadalsyah, PLTMG

Astaga! 28 Desa Di Barito Utara Masih Belum Nikmati Listrik?

Bupati Barito Utara, Nadalsyah foto bersama dengan pejabat dan pihak SKK Migas serta Ophir pada syukuran di Muara Teweh, Rabu malam (30/11/2016). (Foto Antara Kalteng/Kasriadi)

Muara Teweh (Antara Kalteng) - Sebanyak 28 desa atau sekitar 40 persen dari 103 desa dan kelurahan di Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah, belum menikmati listrik dari PT PLN setempat.

"Masyarakat yang belum menikmati listrik itu ada di 28 desa dari 103 desa dan kelurahan tersebar di sembilan kecamatan di daerah ini," kata Bupati Barito Utara (Barut), Nadalsyah pada syukuran beroperasinya Fasilitas Pengolahan Gas Karendan (KGPF) di Muara Teweh, Kamis.

Menurut Nadalsyah, dengan belum mengalirnya listrik di puluhan desa tersebut, pemerintah daerah sering mendapat kritik dari masyarakat. Ia berharap dengan beroperasinya Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) krisis listrik di Barito Utara dapat teratasi.

Masyarakat di desa mempertanyakan kenapa listrik surplus namun desa-desa mereka masih gelap.

Nadalsyah mengharapkan minimal 28 desa atau sekitar 17.327 rumah tangga yang diusulkan Pemerintah Kabupaten Barito Utara kepada PLN bisa dialiri listrik paling lambat akhir tahun 2017, guna menghindari kecemburuan sosial.

Apalagi dengan beroperasinya KGPF yang ditandai dengan pengaliran gas untuk PLTMG sehingga dapat menghasilkan listrik untuk wilayah Barito Utara dan sekitarnya.

"Dengan beroperasinya PLTMG ini dapat mengatasi krisis listrik di Barito Utara dan Kalteng pada umumnya, dan diharapkan beberapa tahun ke depan desa-desa di pelosok di daerah ini secara bertahap dapat teraliri listrik," harap Bupati.

Di samping itu terkait masalah teknis yang menyebabkan sering terjadinya listrik padam secara mendadak diharapkan dapat diminimalkan karena sering memicu keresahan masyarakat.

Sementara Presiden Ophir Energy Indonesia, Anggoro Kasyanto mengatakan dengan mengalirnya sebagian gas dari fasilitas gas KGPF di Desa Karendan Kecamatan Lahei ke PLTMG Bangkanai menjadi salah satu tonggak penting baik kinerja Ophir Energy yang berpartner dengan Saka Energi sebagai pioner dalam hal produksi gas di Kalteng.

Di samping itu juga sebagai penanda masuknya Barito Utara ke jajaran daerah penghasil minyak dan gas bumi di Indonesia.

"Kami berharap gas yang dialirkan ini memberikan manfaat sebesar-besarnya, khususnya bagi masyarakat di sekitar wilayah kerja Bangkanai dan masyarakat Barito Utara pada umumnya," katanya.

Ke depan, kata dia, Ophir Energy berkomitmen untuk melanjutkan upaya pencarian potensi hidrokarbon di wilayah kerja Bangkanai untuk mendukung penyediaan energi yang lebih luas dan berupaya keras untuk meningkatkan nilai cadangan migas di bumi Barito Utara agar dapat menjadi salah satu penggerak ekonomi.

"Kami mengharapkan perhatian dan dukungan pemerintah dan masyarakat Barito Utara agar rencana besar tersebut dapat terwujud," ujarnya.

PLTMG Bangkanai dengan daya 155 megawatt (MW) itu akan terterkoneksi dengan jaringan listrik di wilayah Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan yang saat ini sudah menerangi kota Muara Teweh dan Buntok Kabupaten Barito Selatan.