Tanami Sagu di Lahan Gambut Bantu Restorasi

id BRG, badan restorasi gambut, nazir foead, lahan gambut ditanami sagu

Tanami Sagu di Lahan Gambut Bantu Restorasi

Sekat kanal lahan gambut di Jembatan Tumbang Nusa, Kalteng, Kamis (29/10/2015). Sekat kanal dengan total panjang 9,5 km tersebut dibuat untuk mencegah terjadinya kebakaran lahan gambut di sekitar tempat itu. (ANTARA/Saptono)

Yogyakarta (Antara Kalteng) - Badan Restorasi Gambut (BRG) menganjurkan masyarakat menanam tanaman sagu pada lahan gambut untuk membantu proses restorasi lahan gambut.

"Masyarakat bebas memilih jenis tanaman apa saja untuk ditanam di lahan gambut, tetapi kami lebih menganjurkan sagu," kata Kepala Badan Restorasi Gambut (BRG) Nazir Foead di Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Jumat.

Menurut Nazir, sagu merupakan tanaman yang paling cocok dan paling tahan pada lahan yang memiliki kelembaban tinggi seperti lahan gambut.

"Kami tidak mau lahan gambut kering sehingga air gambutnya dinaikkan. Kalau air gambutnya tinggi dikhawatirkan tanamannya mati karena akarnya busuk terendam air. Sedangkan tanaman sagu tahan dengan kondisi seperti itu," kata dia.

Ia mengatakan tanaman sagu dapat menjadi tanaman pelindung sekaligus peneduh agar lahan gambut tidak cepat kering dan terbakar. Dengan demikian, tanaman itu akan membantu proses reboisasi dan pembasahan lahan untuk restorasi lahan gambut.

"Kalau tanaman sagu tumbuh bagu maka jika cuaca panas penguapan lahan gambut bisa ditahan karena tertutup, jadi tidak mudah cepat kering," kata dia.

Saat ini penanaman sagu pada lahan gambut sudah cukup banyak dilakukan oleh masyarakat di Kepulauan Meranti, Riau. Bahkan di daerah itu banyak dibangun pabrik-pabrik pengolahan sagu sebagai tumpuan perekonomian masyarakat setempat.

Nazir mengatakan untuk tahun ini BRG menargetkan hingga lima tahun ke depan mampu merestorasi 2,4 juta hektar lahan gambut yang terdapat di tujuh provinsi. Sementara pada 2016 ia menargetkan restorasi lahan gambut tercapai 30 persen atau 700 ribu hektar lahan gambut.