Wisata Religi Kotim Makin Diminati Wisatawan Luar

id Kotawaringin Timur, Wisata Religi Kotim, Wisatawan Luar, kubah di Ujung Pandaran, makam Syekh Abu Hamid bin Syekh Haji Muhammad As`ad Al Banjary, ujun

Wisata Religi Kotim Makin Diminati Wisatawan Luar

Wisata religi di Kabupaten Kotawaringin Timur makin dikenal luas. Salah satu objek yang banyak dikunjungi wisatawan adalah kubah atau makam Syekh Abu Hamid Al Banjary di Pantai Ujung Pandaran Kecamatan Teluk Sampit. (Foto Antara Kalteng/Norjani)

Sampit (Antara Kalteng) - Wisata religi di Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah semakin dikenal masyarakat luas dan diminati wisatawan dari luar daerah.

"Saya sudah beberapa kali ziarah ke kubah di Ujung Pandaran. Pernah saya datang bersama keluarga di Palangka Raya, pernah pula mengantar keluarga dari Banjarmasin," kata Samsudin, peziarah asal Palangka Raya saat di Sampit, Kamis.

Wisata religi di Kotawaringin Timur kini memang makin dikenal. Salah satu objek wisata religi yang paling banyak dikunjungi adalah makam atau kubah seorang ulama yang terletak di Desa Ujung Pandaran Kecamatan Teluk Sampit.

Kubah tersebut merupakan makam Syekh Abu Hamid bin Syekh Haji Muhammad As`ad Al Banjary. Beliau merupakan buyut dari ulama terkenal di Kalimantan Selatan yakni Syekh Muhammad Arsyad Al Banjary atau lebih dikenal dengan sebutan Datu Kelampayan, yang terkenal dengan kitab karangannya berjudul Sabilal Muhtadin yang hingga kini banyak digunakan di sejumlah negara.

Kubah Syekh Abu Hamid terletak di ujung Pantai Ujung Pandaran. Saat menuju kubah tersebut, pengunjung akan disuguhi pemandangan keindahan Pantai Ujung Pandaran. Artinya, selain berziarah, pengunjung juga bisa berwisata pantai dan menikmati wahana permainan air serta penginapan di pantai itu.

Untuk mencapai kubah, peziarah bisa menggunakan sepeda motor atau mobil dengan menyisir pantai sekitar tiga kilometer dari pusat objek wisata pantai. Namun saat laut sedang pasang, peziarah harus menggunakan perahu sekitar 15 menit karena jalan darat menuju kubah tidak bisa dilewati.

Pemerintah daerah terus membenahi kawasan wisata Pantai Ujung Pandaran. Infrastruktur pendukung terus dibangun, termasuk pembangunan musala di samping Kubah Syekh Abu Hamid.

"Saya juga ingin ziarah ke kubah di Ujung Pandaran. Mudah-mudahan bisa terlaksana. Banyak kawan dan keluarga saya di sini yang sudah pernah ziarah ke sana," kata Hurul Ain, warga Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Kalimantan Selatan yang mencari informasi tentang wisata religi itu.

Beberapa tahun terakhir, kunjungan wisatawan ke Ujung Pandaran terus meningkat. Selain berwisata di pantai, banyak juga pengunjung yang sengaja berziarah ke kubah.

"Wisata religi jadi salah satu daya tarik. Di desa kami ini ada kubah atau makam ulama kharismatik. Peziarah yang datang tidak hanya warga dari kabupaten dan kota di Kalimantan Tengah, tetapi juga dari Kalimantan Selatan," kata Kepala Desa Ujung Pandaran, Aswinnor di Sampit, Kamis.

Camat Teluk Sampit, Samsurijal mengatakan, wilayahnya memang sudah ditetapkan sebagai kawasan pengembangan wisata. Potensi terbesar adalah wisata Pantai Ujung Pandaran dan wisata religi ke kubah Syekh Abu Hamid.

Potensi lain yang mulai dimiliki kecamatan itu adalah air terjun gambut atau dikenal dengan sebutan air terjun merah daerah. Di kecamatan ini juga ada wisata alam Danau Burung yakni sebuah danau yang sering menjadi tempat persinggahan ribuan burung yang sedang bermigrasi.

"Kami meminta Disbudpar datangkan investor untuk membangun hotel yang lebih bagus. Informasinya, pemerintah daerah mengalokasikan Rp40 miliar lebih untuk membangun dermaga wisata, ikon, dan ruang publik yang dimulai tahun depan. Kami juga terus melakukan bina sapta pesona agar masyarakat sadar wisata. Saya optimistis pariwisata kita akan berkembang. Saat ini pun dampaknya mulai dirasakan masyarakat," kata Samsurijal.

Objek wisata religi yang sering dikunjungi wisatawan adalah Islamic Center di Jalan Jenderal Sudirman. Di kawasan ini, pengunjung bisa menikmati berbagai fasilitas di Islamic Center, salat di Masjid Raya Wahyu Al Hadi serta bersantai di Bundaran Balanga yang lokasinya juga di kawasan itu.

Pengembangan sektor pariwisata sudah masuk dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) tahun 2016-2021. Pemerintah daerah juga sudah mencanangkan Kota Sampit sebagai kota tujuan wisata.