Kunjungan ke Museum Wajakensis Tulungagung Meningkat Di Akhir Tahun

id Tulungagung, Jawa Timur, Kunjungan ke Museum Wajakensis Tulungagung Meningkat Di Akhir Tahun, Museum Wajakensis Tulungagung

Kunjungan ke Museum Wajakensis Tulungagung Meningkat Di Akhir Tahun

Ilustrasi, Wisatawan Kapal Pesiar MS Caledonian Sky disambut tarian khas Aceh saat mengunjungi Museum Aceh, di Banda Aceh, Sabtu (15/10/2016). (ANTARA FOTO/Ampelsa)

Tulungagung (Antara Kalteng) - Kunjungan ke Museum Wajakensis, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, meningkat selama musim libur Natal dan tahun baru 2017 dengan volume kenaikan mencapai 40 persen dibanding hari libur biasa.

"Ada kenaikan volume kunjungan dari kalangan pelajar selama liburan kemarin," kata pengelola museum Wajakensis, Hariyadi, di Tulungagung, Senin.

Ia mengatakan, pada hari biasa atau libur biasa volume kunjungan hanya di kisaran 300-an orang per hari.

Namun sejak libur sekolah akhir pertengahan Desember 2016 atau selama libur Natal hingga tahun baru 2017 volume kunjungan meningkat hingga 500-an per hari.

"Selain ingin mengenal peninggalan bersejarah, sebagian pelajar yang datang mendapat pekerjaan rumah dari guru sekolah masing-masing," katanya.

Hariyadi mengatakan, peningkatan kunjungan pelajar ke museum menjadi pertanda positif bagi perkembangan sejarah budaya di Tulungagung.

Sebab, kata dia, banyaknya kunjungan pelajar bisa menjadi indikator peningkatan kepedulian kalangan dunia pendidikan terhadap peninggalan sejarah dan kebudayaan manusia dari masa lalu.

"Apapun latar belakangnya, tren ini positif dan harus terus dibudayakan," ujarnya.

Pada hari terakhir libur sekolah, pengunjung silih berganti datang ke museum dengan aneka kendaraan.

Sebagian mereka bahkan ada yang datang berombongan naik bus, lalu melakukan studi benda-benda purbakala di dalam museum.

"Kebanyakan siswa SD. Selain dari seputar Tulungagung, beberapa rombongan datang dari luar kota seperti Trenggalek, Kediri, Nganjuk dan Blitar," papar Hariyadi.

Museum Wajakensis yang didirikan sejak 1996 saat ini memiliki koleksi sebanyak 115 benda arkeologi dari berbagai masa.

Kondisi bangunan museum yang kecil dan hanya berukuran sekitar 8 x 15 meter menyebabkan tempat penyimpanan benda arkeologi dan cagar budaya itu kini penuh sesak.

"Sudah ada rencana penambahan bangunan. Tanahnya sudah disediakan daerah, tinggal pembangunan menunggu dari pusat," kata Bupati Tulungagung Syahri Mulyo.