Palangka Raya (Antara Kalteng) - Pengamat Politik di Provinsi Kalimantan Tengah Donny Y Laseduw SH MH menilai kekalahan calon bupati petahana di pemilihan kepada daerah Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) dan Barito Selatan (Barsel) bukan sekedar tingkat kecerdasan pemilih meningkat namun dipengaruhi banyak faktor.
Kekuatan kampanye dan finansial serta estetika atau penampilan dari pasangan calon penantang petahana memberikan dampak besar bagi pemilih dalam menentukan pilihan, kata Donny di Palangka Raya, Kamis.
"Apalagi jika petahana saat memimpin, banyak membuat kebijakan atau kegiatan yang tidak mengundang simpati masyarakat. Jadi petahana itu belum tentu menang, justru lebih sulit meraih simpati pemilih dibandingkan paslon baru," kata staf pengajar Fakultas Hukum Universitas Palangka Raya itu.
Donny yang juga Ketua Lembaga Pemberdayaan Hukum Politik dan Harati Kalteng menyebut kekalahan petahana di Pilkada karena sebagian besar masyarakat dalam politik masih mengganggap pemerintah adalah musuh atau lawan bersama.
Akademisi di Universitas Palangka Raya ini mengatakan musuh bersama tersebut terlihat dari banyak kebijakan baik yang dibuat pemerintah, namun ada satu kurang baik maka masyarakat akan beranggapan semua kebijakan tersebut tidak baik.
"Hal ini yang terkadang dilupakan petahana ketika kembali bersaing di pilkada. Sebagai petahana, seharusnya bisa menjaga ritme dan tetap melakukan kampanye yang mendatangkan simpati pemilih," kata Donny.
Dia mengatakan pilkada di Kabupaten Kobar dan Barsel sama sekali tidak mengedepankan isu suku, agama dan ras (SARA). Sebab, para paslon bersaing mayoritas di Pilkada berasal dari suku dan agama yang sama.
"Menarik lagi Pilkada Kobar, pemenang Pilkada justru calon bupati dari kaum perempuan. Ini membuktikan bahwa bukan SARA, tapi faktor kekuatan berkampanye, kemampuan finansial, dan estetika paslon baru termasuk adanya ketidakpuasan terhadap kepemimpinan petahana," kata Donny.
Pilkada Kobar dimenangi paslon nomor urut tiga Nurhidayah-Ahmadi Riansyah dengan perolehan 52,42 persen suara mengalahkan empat paslon lainnya, termasuk petahana Bambang Purwanto-Said Samsudinoor.
Sementara Pilkada Barsel, paslon Eddy Raya Samsuri-Satya Titiek Atyani Djoedir (Erat) sebagai pemenang dengan perolehan 37.399 suara mengalahkan paslon petahana HM Farid Yusran-Sukanto (Faris) meraih 35. 426 suara.
Berita Terkait
Pemkab Kotim siapkan Rp133 miliar bayar hak-hak pegawai
Jumat, 29 Maret 2024 19:39 Wib
Amankan ibadah Jumat Agung, Polisi dan TNI Patroli ke sejumlah gereja di Palangka Raya
Jumat, 29 Maret 2024 19:33 Wib
PT Pelni siapkan enam kapal jelang puncak arus mudik lebaran 2024
Jumat, 29 Maret 2024 19:24 Wib
Sebanyak 36 desa di Kobar dapat kuota program PTSL 2024
Jumat, 29 Maret 2024 19:16 Wib
Sekolah di Kotim wajib terapkan Kurikulum Merdeka di 2024
Jumat, 29 Maret 2024 19:06 Wib
Kepala OPDdi Bartim harus proaktif cari solusi jika ada permasalahan di masyarakat
Jumat, 29 Maret 2024 18:58 Wib
DJPb: APBN Kalimantan Tengah catatkan kinerja baik
Jumat, 29 Maret 2024 7:34 Wib
Pemkab kembali lanjutkan sosialisasi program Jaga Desa di Kapuas Timur
Rabu, 27 Maret 2024 22:25 Wib