2 Nenek Renta Mantan Guru Ngaji Hidup di Gubuk Reyot dan Bocor

id palangka raya, nenek renta di gubuk reyot, borneo, nenek

2 Nenek Renta Mantan Guru Ngaji Hidup di Gubuk Reyot dan Bocor

Dua nenek renta yang tinggal di gubuk reyot dan bocor yang tinggal diujung dari deretan barak pertama titian jembatan, Jalan Pelatuk, Tjilik Riwut Km 1,5. (Istimewa)

Palangka Raya (Antara Kalteng) - Dua nenek renta tinggal di gubuk reyot dan bocor. Persisnya, bagian ujung dari deretan barak pertama titian jembatan, Jalan Pelatuk, Tjilik Riwut Km 1,5 Palangka Raya.

Salah satunya bernama Aminah, mantan guru ngaji yang sudah berusia lebih dari 80 tahun itu hanya bisa terbaring di atas kasur. Matanya cuma dapat memandang kayu-kayu dinding pembatas ruang kamar maupun lantai yang sudah rapuh. Berkomunikasipun sudah susah. Harus dengan nada nyaring dan dekat dengan telinga.

"Seperti ini terus aku. Badan tidak enak," kata Aminah yang sebelumnya menggunakan bahasa Banjar, Selasa (7/3/17).

Aminah menuturkan kalau suaminya sudah meninggal dunia sejak beberapa tahun silam. Namun Aminah tidak ingat lagi nama suaminya itu. Dia juga mengaku memiliki tiga anak. Meski demikian, itu ternyata tidak cukup untuk mengangkat derajatnya di masa tua.

"Anak ada Ijai, Jailani dan Utuh. Meninggal satu. Tapi tidak ingat aku (siapa yang meninggal dari anaknya itu)," ungkapnya.


Siti Aisyah

Digubuk reyot tersebut, Aminah tinggal bersama Siti Aisyah. Namun Aminah berada dalam kamar dari pintu utama masuk, sedangkan Siti Aisyah dalam kamar arah menuju dapur maupun kamar mandi.

Kondisi Siti Aisyah juga hampir sama dengan Aminah. Yakni sama-sama mengharapkan adanya uluran tangan dari tetangga. Tidak hanya itu, pendengarannya juga terganggu.

"Tidak bisa apa-apa. Makan dikasih tetangga," kata Siti Aisyah.

Siti Aisyah melanjutkan, dulu dirinya tinggal di Mendawai. Namun pada tanggal 5 Agustus 1982, suaminya yang bernama Syukur meninggal dunia. Ketika rumahnya tertimpa musibah kebakaran, Siti Aisyah pun berdiam di gubuk reot tersebut.

"Aku numpang dengan teman saja (Aminah). Anak ku ada enam, Masrani, Naimi, Hamilin, Alihan, Zulkifli dan Afransyah. Sudah beristri semua. Tinggalnya di Samba," cerita Siti Aisyah.

Dengan keadaan yang serba tidak bisa apa-apa, Siti Asiyah hanya bisa mencoba untuk bertahan dan bersabar menghadapai masa tua. Dia sangat berterimakasih jika ada pemerintah yang membantunya.