Petani Lamandau Perlu Dukungan Irigasi dan Alsintan

id Kalimantan Tengah, Kalteng, Lamandau, Hamdhani, Anggota DPR RI, Petani Lamandau, Irigasi Dan Alsintan, desa Bayat

Petani Lamandau Perlu Dukungan Irigasi dan Alsintan

Anggota DPR RI Hamdhani mengecek kondisi irigasi di sawah yang ada di Desa Bayat Kabupaten Lamandau, Kamis (9/3/17) Istimewa

Palangka Raya (Antara Kalteng) - Anggota DPR RI asal Kalimantan Tengah Hamdhani menyebut petani di Desa Bayat Kabupaten Lamandau memerlukan dukungan irigasi dan alat atau mesin pertanian agar hasil produksinya meningkat.

Hasil pengecekan di desa Bayat ada 100 hektar sawah siap tanam namun sampai sekarang ini baru 30 hektar yang mampu ditanami petani setempat karena minimnya alsintan, kata Hamdhani melalui rilis, Palangka Raya, Jumat.

"Sistem irigasi di sekitar sawah itu juga sangat buruk, padahal lokasinya berada di kaki bukit dan memiliki bendungan. Ini perlu mendapat perhatian Pemerintah Pusat, khususnya Kementerian Pertanian," katanya.

Selain mengecek lahan pertanian, Anggota Komisi IV DPR RI ini juga menyerap aspirasi masyarakat Desa Bayat Kabupaten Lamandau. Kebanyakan aspirasi masyarakat mensesalkan tindakan dan kurang berpihaknya perusahaan besar swasta (PBS) kepada penduduk lokal.

Politisi Partai Nasdem ini mengatakan PBS di wilayah sekitar lebih memprioritaskan pekerja asing dibandingkan penduduk lokal sebagai karyawan. Hal itu mengakibatkan sering terjadi konflik antara penduduk lokal dan perusahaan.

"Keluhan masyarakat ini tidak hanya saya sampaikan ke Pemerintah Pusat, khususnya Kementerian terkait, tapi juga akan melakukan pengecekan langsung. Permasalahan seperti ini jangan dibiarkan berlarut-larut," kata Hamdhani.

Anggota DPD RI periode 2009-2014 ini mengapresiasi upaya masyarakat desa Bayat Kabupaten Lamandau yang melestarikan budaya dan adat. Di mana orang baru yang datang ke desa tersebut disambut dengan Upacara Adat Begendang Benaik Benaki.

Dia mengatakan, para tamu yang baru datang akan diajak duduk di `Gerantung` dan menyandar di `Belanga`, kemudian di jampi-jampi khas Dayak oleh Damang Adat, serta diberi ikat `Tongang` yang diikatkan di pergelangan .

"Prosesi duduk di Gerantung dan menyandar d Belanga artinya penghargaan tertinggi kepada tamu yang baru datang. Sedangkan Tali Tongang sebagai tanda supaya selamat lahir bathin dunia akhirat. Ini sangat bagus dalam mempertahankan dan melestarikan adat," demikian Hamdhani.