Tongkang Bisa Lewati Bawah Jembatan Muara Teweh

id barito selatan, tongkang lewati sungai barito, sungai barito, kalimantan tengah

Tongkang Bisa Lewati Bawah Jembatan Muara Teweh

Tongkang mengangkut tambang batu bara berlayar di Sungai Barito di wilayah Kecamatan Teweh Tengah Kabupaten Barito Utara. (Foto Antara Kalteng/Kasriadi)

Muara Teweh (Antara Kalteng) - Kapal dan tongkang angkutan batu bara dan kayu sudah bisa melewati jalur bawah Jembatan KH Hasan Basri Muara Teweh, Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah, setelah sepekan lalu dilarang melintasi jalur itu karena debit Sungai Barito di atas normal.

"Debit air Sungai Barito mulai turun, dan transportasi sungai, terutama bertonase besar aman melintasi bawah jembatan," kata Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Dermaga Muara Teweh Dinas Perhubungan Barito Utara Muhammad Nurdin di Muara Teweh, Minggu.

Ia mengatakan ketinggian air pedalaman sungai Barito pada Sabtu Minggu pagi sudah normal, skala tinggi air Muara Teweh menunjukkan angka 10,00 meter.

Sebelumnya, angkutan bermuatan di atas normal mencapai 12,00 meter lebih dilarang melintasi jembatan tersebut dan sejumlah desa di bantaran Sungai Barito dilanda banjir. Karena itu angka di atas normal sehingga tidak bisa melewati bagian bawah jembatan sepanjang 270 meter dengan lebar lima meter berkonstruksi baja Australia yang dibangun tahun 1990.

"Sejak kemarin larangan berlayar bagi angkutan kapal dan tongkang sudah kami cabut, karena debit air Sungai Barito mulai turun," katanya.

Meski pedalaman Sungai aman bagi pelayaran, angkutan tongkang bermuatan batu bara yang berlayar ke hilir dan sebaliknya tongkang kosong ke hulu masih belum terlihat ramai.

Sejumlah kapal dan tongkang mengangkut batu bara milik perusahaan yang berlokasi di wilayah Kabupaten Barito Utara dan Murung Raya kini mulai berlayar, sebelumnya terpaksa bersandar di kawasan hutan pinggiran Sungai Barito.

Nurdin mengatakan, mungkin pekan depan angkutan tambang dan kayu mulai ramai lagi, karena sebagian tongkang yang sebelumnya tidak bisa muat batu bara sudah melakukan aktivitas.

"Memang selama ini pedalaman Sungai Barito merupakan sarana satu-satunya untuk mengangkut sumber daya alam keluar daerah," jelasnya.

Sejumlah tongkang yang bermuatan batu bara milik perusahaan pemegang izin perjanjian karya pengusahaan pertambangan batu bara (PKP2B) dan Kuasa Pertambangan di dua kabupaten paling utara Kalteng itu.

"Pedalaman Sungai Barito kini sulit diprediksi. Bisa saja sebelumnya debit air naik, namun pekan depan bisa surut. Masalah inilah yang menjadi kendala angkutan tambang tidak maksimal," katanya.