BPBD Catat 104.343 Jiwa Korban Banjir

id Borneo, Gubernur Jambi Zumi Zola, Kabupaten Berstatus Tanggap Darurat, dampak Banjir

BPBD Catat 104.343 Jiwa Korban Banjir

Beberapa pelajar SDN 83 Kota Jambi beranjak pulang dari sekolah mereka yang terendam banjir luapan Sungai Batanghari di Sejinjang, Jambi Timur, Jambi, Selasa (14/3/2017). ( ANTARA/Wahdi Septiawan)

Jambi (Antara Kalteng) - Gubernur Jambi Zumi Zola menyatakan empat kabupaten saat ini berstatus tanggap darurat banjir setelah ribuan rumah warga pada tiap kabupaten sudah terendam banjir di daerah itu.

"Hingga saat ini sudah empat kabupaten di Jambi yang berstatus tanggap darurat, yakni Sarolangun, Merangin, Tebo dan Batanghari," katanya di Jambi, Rabu.

Zola mengatakan bahwa curah hujan saat ini sangat tinggi. Banjir yang terjadi memang lebih besar dari sebelumnya.

Di Kabupaten Sarolangun banjir terjadi pada tiga kecamatan (21 desa) dengan rumah terendam sebanyak 1.864 unit dan di Merangin banjir terjadi meliputi sembilan kecamatan (17 desa) dengan rumah terendam sebanyak 1.494 unit.

Sedangkan di Tebo banjir merendam empat kecamatan (24 desa) dengan rumah terendam sebanyak 2.561 unit. Sementara di Muarojambi banjir merendam lima kecamatan (33 desa) dengan rumah terendam sebanyak 1.168 unit.

Disebutkannya Pemprov akan mengantisipasi persoalan ini dengan mengirimkan bantuan. Zola memastikan tidak ada korban yang tidak mendapat bantuan.

"Yang diutamakan adalah kebutuhan dasar seperti beras. Tapi kita juga sudah salurkan lauk pauk dalam satu paket, kemudian ada terpal dan lain sebagainya," kata Zola.

Ia mengatakan sudah menyampaikan ke Kemensos baik lisan maupun melalui surat bahwa korban banjir dan rumah yang terendam lebih besar dari pada sebelumnya.

Zola juga minta semua pihak berkoordinasi agar tidak ada korban banjir yang tak mendapat bantuan.

"Bupati bisa ajukan 100 ton dengan surat tanggap darurat ke Bulog. Dan Bulog wajib menyediakan. Kalau tidak cukup, saya sebagai Gubernur Jambi bisa ajukan tambahan ke Kemensos 200 ton," katanya.

Menurutnya banyak kemungkinan faktor yang menyebabkan banjir. Seperti galian, kemudian perkebunan perusahaan. Namun hal itu harus dikaji oleh pemerintah kabupaten dan kota masing-masing.

Di samping itu, dia juga menekankan kepada perusahaan-perusahaan untuk memberikan bantuan korban banjir melalui CSR atau tanggungjawab sosial perusahaan . 

Dirinya tidak mau mendengar perusahaan yang beroperasi di wilayah desa/kelurahan yang terkena banjir tapi tidak peduli terhadap korban banjir.

"Saya mengimbau seluruh perusahaan untuk peduli pada korban banjir, terutama di daerah tempat mereka beroperasi. Ini sudah menjadi tanggung jawab kita semua," tegasnya.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jambi mencatat warga yang terdampak banjir akibat meluapnya sungai-sungai di provinsi ini terus bertambah atau saat ini mencapai 104.343 jiwa dengan dua korban meninggal dan satu orang hilang.