Kurang Tenaga Pengajar! Sekolah Pelosok di Kotim Terancam Tak Menerima Siswa Baru

id Kotawaringin Timur, Kotim, Sampit, Kotim Terancam Tak Menerima Siswa Baru, Kurang Tenaga Pengajar

Kurang Tenaga Pengajar! Sekolah Pelosok di Kotim Terancam Tak Menerima Siswa Baru

Kondisi SDN 1 Pamalian Kecamatan Kotabesi, memprihatinkan. Selain bangunan sekolah rusak, sekolah ini terancam tidak menerima siswa baru karena kekurangan guru (Foto Antara Kalteng/Norjani)

Sampit (Antara Kalteng) - Kurangnya tenaga pengajar membuat ada sekolah di kawasan pelosok Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, terancam tidak bisa menerima siswa baru karena khawatir tidak ada guru.

"Kami sangat kekurangan guru, apalagi sekarang guru untuk kelas 1 tidak ada. Kalau nanti tidak ada yang mengajar, kasihan anak-anak lebih banyak bermain dan menganggur saja di kelas," kata Kepala SDN 1 Pamalian Kecamatan Kotabesi, Rita Sasmia di Sampit, Kamis.

Sebelumnya guru yang bertugas di SDN 1 Pamalian cukup lengkap untuk proses belajar dan mengajar untuk seluruh kelas. Namun dua tahun terakhir, sebagian guru mengurus pindah tugas ke sekolah di kawasan kota sehingga SDN 1 Pamalian kekurangan guru.

Kondisi ini sangat disayangkan karena diizinkannya mutasi guru ke kota dan meninggalkan sekolah di pelosok kekurangan guru, sangat bertolak belakang dengan semangat pemerataan guru dan kualitas pendidikan yang selama ini gencar disuarakan.

Saat ini SDN 1 Pamalian hanya memiliki dua guru berstatus pegawai negeri, yakni Rita selaku kepala sekolah dan satu guru lainnya yang saat ini sedang sakit. Untuk memenuhi kebutuhan, sekolah merekrut tiga guru honorer yang diberi insentif Rp500 ribu per bulan setiap orang menggunakan dana bantuan operasional sekolah.

Terbatasnya dana membuat sekolah tidak mampu menambah guru honorer baru. Dampaknya, kelas 1 dan kelas IV tidak memiliki guru kelas sehingga dirangkap guru lainnya. Kondisi ini sangat tidak ideal dengan semangat peningkatan kualitas pendidikan.

Pihak sekolah sudah mengusulkan penambahan guru namun hingga kini belum ada realisasi. Sedangkan untuk menambah guru honorer tidak memungkinkan lagi karena minimnya dana yang dimiliki.

Salah seorang guru, Toto Widyanto juga membenarkan kondisi memprihatinkan itu. Dia mengaku sangat kasihan dengan nasib pendidikan anak-anak di desa itu. Semangat anak-anak untuk sekolah sangat tinggi, namun sarana pendidikan tidak memadai.

"Saya bingung melihat ini. Guru bukannya mutasi ke desa, malah ke kota dan ini disetujui oleh Dinas Pendidikan dan BKD. Kasihan murid-murid di sini antusias belajar dan rajin sekolah tapi gurunya tidak ada. Bukan hanya kota yang layak mendapat pembelajaran yang layak, desa juga berhak," kata Toto.

Toto berharap Dinas Pendidikan memperhatikan masalah ini karena nasib pendidikan generasi penerus menjadi taruhan. Harus ada tindakan cepat dan nyata untuk mengatasi masalah ini.

Ketua Komite SDN 1 Pamalian, Syahdanan berharap Dinas Pendidikan cepat tanggap terhadap masalah ini. Masyarakat desa menaruh harapan besar agar anak-anak mereka bisa mengenyam pendidikan setinggi mungkin demi kehidupan yang lebih baik.

"Jangan sampai masa depan pendidikan anak-anak Desa Pamalian khususnya dan Kotawaringin Timur pada umumnya, menjadi suram. Kelanjutan nasib bangsa dan daerah ini ada di pundak mereka," ujar Syahdanan.

Selasa (14/3) lalu, Wakil Bupati HM Taufiq Mukri meresmikan gedung Taman Kanak-Kanak di Desa Pamalian. Kini 25 murid Taman Kanak-Kanak itu terancam tidak bisa melanjutkan pendidikan jika SDN 1 Pamalian tidak menerima siswa baru karena kekurangan guru.