Kalteng Masuki Pancaroba, Warga Diminta Jaga Kesehatan

id barito utara, barut, muara teweh, pancaroba, BMKG Muara Teweh, Juli Budi Kisworo, BMKG, kalimantan tengah, kalteng

Kalteng Masuki Pancaroba, Warga Diminta Jaga Kesehatan

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika - BMKG (Istimewa)

Muara Teweh (Antara Kalteng) - Wilayah Kalimantan Tengah termasuk Kabupaten Barito Utara, kini telah memasuki masa pancaroba atau masa transisi musim hujan ke musin kemarau.

"Untuk itu masyarakat diminta tetap menjaga daya tahan tubuh dan menjaga kesehatan keluarga serta lingkungan," kata Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofikasi Muara Teweh, Juli Budi Kisworo di Muara Teweh, Selasa.

Menurut Juli, masa perubahan musim ini sudh terjadi bulan Maret dan April 2017 dan Mei mendatang curah hujan di daerah ini mulai menurun.

Musim kemarau atau hujan yang kurang diperkirakan memasuki bula Juni hingga Agustus, namun kondisi kemarau di Kalteng berbeda dengan di Pulan Jawa yakni hujan masih ada bahkan lebih tinggi dibanding di Jawa.

"Misalnya di Muara Teweh musim kemarau namun tingkat curah hujan masih berkisar 100 sampai 150 milimeter, sedangkan di Jawa mungkin hanya 0 - 75 mm per bulan," katanya.

Juli mengatakan, tingkat curah hujan di Muara Teweh dalam bulan Maret ini atau hingga 21 Maret 2017 masih kurang hanya 121 mm sedangkan normalnya sebesar 343 mm.

Sedangkan bulan Pebruari lalu rata-rata curah hujan mencapai 283 mm, namun hujan yang real nya yang jatuh di kota Muara Teweh hanya 72 mm.

"Jadi pada akhir Pebruari atau awal Maret di derah ini sempat dilanda, hal itu karena tingkat curah hujan di hulu Sungai Barito tinggi sedangkan di Muara Teweh normal atau relatif kurang," jelas dia.

Musim kemarau tahun 2017 ini diperkirakan bisa bisa lebih panjang dan lebih kering dibanding 2016 lalu, tapi lebih basah dibanding 2015.

"Jadi meski kemarau panjang namun di prediksi tidak separah dua tahun lalu," ujar Juli.