Tahap Akhir Rehabilitasi, 12 Orangutan Kembali Dipindahkan Ke Pulau Salat

id kalimantan tengah, kalteng, Orangutan, yayasan BOS, bksda kalteng, jamartin sihite, pulang pisau, pulpis, borneo

Tahap Akhir Rehabilitasi, 12 Orangutan Kembali Dipindahkan Ke Pulau Salat

Orangutan yang akan dipindahkan ke pulau salat (Istimewa)

Pulau pra pelepasliaran harus memiliki lingkungan menyerupai habitat hutan dan memiliki sumber pakan alami yang cukup serta terjaga, namun tetap terpantau dengan baik,"
Palangka Raya (Antara Kalteng) - Yayasan BOS kerjasama dengan Balai Konservasi Sumber Daya Alam Kalimantan Tengah kembali memindahkan 12 orangutan dari Nyaru Menteng ke Pulau pra-pelepasliaran Salat di Kabupaten Pulang Pisau untuk menjalani tahap akhir rehabilitasi.

"Pulau pra pelepasliaran harus memiliki lingkungan menyerupai habitat hutan dan memiliki sumber pakan alami yang cukup serta terjaga, namun tetap terpantau dengan baik," kata CEO Yayasan BOS Jamartin Sihite melalui rilis, Palangka Raya, Rabu.

Dia mengatakan proses Rehabilitasi bisa mencapai tujuh tahun dan dilakukan secara bertahap, mulai dari baby school hingga naik ke sejumlah tingkatan di Sekolah Hutan. Hampir mirip sekolah manusia. Waktunya juga bisa mencapai 7 tahun.

Dikatakan, saat ini ini daya tampung ideal di Nyaru Menteng hanya sekitar 300 orangutan, sementara jumlah yang masih direhabilitasi mencapai 480 orangutan, dengan 100 di antaranya siap memasuki tahap akhir di pulau pra-pelepasliaran.

Jamartin mengatakan Yayasan BOS pun mencanangkan target untuk bisa memindahkan setidaknya 100 orangutan dari Nyaru Menteng ke Pulau Salat di tahun 2017. Hanya, untuk memenuhi target itu, dibutuhkan kawasan berhutan cukup besar untuk menampung orangutan tersebut.

"Yayasan BOS pun telah bekerja bersama dengan PT Sawit Sumbermas Sarana (SSMS) Tbk, untuk mengelola lahan berhutan seluas 2.100 hektar di Pulau Salat. Di mana Yayasan BOS mengusahakan 655 hektar dan PT SSMS Tbk seluas 1.434 hektar," bebernya.

CEO Yayasan BOS ini menyebut dari tahun 2012 hingga tahun 2016 pihaknya telah melepasliarkan 250 orangutan ke habitat aslinya di hutan. Meski begitu, masih banyak orangutan lain yang menanti di pulau pra-pelepasliaran karena kandang-kandang Yayasan BOS telah penuh.

Dia mengatakan hadirnya Pulau Salat membuat Yayasan BOS mulai memindahkan orangutan yang telah lulus Sekolah Hutan di Nyaru Menteng, masuk ke tahap pra-pelepasliaran. Semakin banyak orangutan bisa kami pindahkan, semakin cepat kami dapat mempersiapkan orangutan-orangutan di pulau itu untuk dilepasliarkan di hutan.

"Pemanfaatan Pulau Salat ini merupakan terobosan yangmelibatkan banyak donor di dunia konservasi, pemerintah, masyarakat, serta pelaku bisnis. Kita sudah melihat bahwa apabila kita bekerja bersama, upaya konservasi orangutan dan habitatnya tentu akan terwujud," demikian Jamartin.