Tangani Pemudik Dengan Baik, Ini Permintaan Legislator Kotim

id dprd kotim, mudik lebaran, Hari Panca Setya

Tangani Pemudik Dengan Baik, Ini Permintaan Legislator Kotim

Ilustrasi - Penumpang arus balik lebaran melalui Pelabuhan Sampit Kabupaten Kotawaringin Timur pada Selasa (12/7/2016) siang. (FOTO ANTARA Kalteng/Norjani)

Sampit (Antara Kalteng) - Anggota Komisi IV DPRD Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah Hari Panca Setya meminta pemerintah daerah itu menangani pemudik dengan baik.

"Arus mudik butuh pengawasan dan penanganan yang baik dari pemerintah baik itu terkait ketersediaan transportasi angkutan pemudik maupun fasilitas sarana maupun prasarana pemudik baik itu di terminal angkutan darat, laut dan udara," katanya kepada wartawan di Sampit, Selasa.

Hari juga berharap pada arus mudik lebaran 1438 Hijriyah tahun ini tidak ada penumpang yang terlantar akibat tertinggal angkutan maupun tidak terangkut.

Pemerintah daerah juga hendaknya memperketat pengamanan di seluruh pusat mudik lebaran, mulai di pelabuhan, terminal maupun bandara.

"Kita juga ingin karyawan perusahaan sawit yang akan mudik diatur keberangkatannya, dan disesuaikan dengan jadwal keberangkatan kapal agar tidak terjadi penumpukan penumpang di pelabuhan, terminal atau bandara," katanya.

Hari meminta kepada pihak perusahaan yang mengantar karyawan ke pelabuhan atau bandara hendaknya lebih mengutamakan keselamatan, yakni dengan tidak menggunakan kendaraan bak terbuka.

Sementara itu, Kepala Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Sampit, Toto Sukarno mengatakan bahwa ada sekitar 16.000 orang penumpang kapal laut yang lewat di Pelabuhan Sampit, pada arus mudik lebaran tahun ini.

"Kami perkirakan ada 16.000 orang pemudik melalui Pelabuhan Sampit," terangnya.

Adanya penumpang sebanyak itu ternyata mengalami penurunan dibandingkan pada tahun 2016 lalu, yang mencapai sekitar 25.000 orang penumpang.

Penurunan tersebut terjadi akibat banyaknya pekerja perusahaan sawit di Kotawaringin Timur yang tidak kembali lagi.

Tidak hanya itu, adanya pengurangan karyawan dari beberapa perusahaan besar juga mengakibatkan banyaknya masyarakat yang berasal dari luar daerah tidak kembali lagi ke Sampit yang berjuluk bumi Habaring Hurung.

Meskipun diprediksi mengalami penurunan jumlah penumpang. Namun pihaknya tetap melakukan antisipasi terjadinya penumpukan penumpang di terminal keberangkatan. Dengan cara memberikan imbauan kepada masyarakat agar jauh-jauh hari membeli tiket. Sehingga tidak kehabisan atau bisa berangkat sesuai dengan jadwal yang diinginkan.

Selain itu, saat membeli tiket, penumpang juga harus memakai identitas aslinya. Sehingga saat pemeriksaan masuk ke dalam kapal tidak bermasalah. Hal tersebut dilakukan guna menghindari adanya tiket palsu dan juga penumpang ilegal masuk ke dalam kapal.

"Kami tidak ingin ada penumpang ilegal atau tiket palsu, karena itu sangat merugikan bak itu bagi pemudik itu sendiri maupun pihak agen pelayaran," ucapnya.