Debit Air Sungai Barito Surut, Tongkang Tak Bisa Berlayar

id sungai barito, debit air sungai barito, tongkang

Debit Air Sungai Barito Surut, Tongkang Tak Bisa Berlayar

Seorang warga berjalan di atas sebuah kayu bulat untuk menuju lanting (bangunan terapung) di Sungai Barito yang surut di Muara Teweh, Minggu (11/6/2017). (Foto Antara Kalteng/Kasriadi)

Muara Teweh (Antara Kalteng) - Debit air pedalaman Sungai Barito di Kabupaten Barito Utara dan Murung Raya, Kalimantan Tengah dilaporkan surut sehingga sejumlah kapal dan tongkang bertonase besar terperangkap dan tidak bisa berlayar.

"Sejak dua hari terakhir angkutan kapal dan tongkang bermuatan batu bara bertonase besar tidak bisa berlayar karena air sungai Barito surut," kata Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Dermaga Muara Teweh pada Dinas Perhubungan Barito Utara Muhammad Nurdin di Muara Teweh, Minggu.

Sejumlah kapal tarik atau tunda (tug boat) dan tongkang yang sebelumnya berlayar ke hulu maupun hilir pada saat debit air Sungai Barito naik, kini terpaksa bersandar di beberapa tempat.

Ketinggian air Sungai Barito pada skala tinggi air (STA) Muara Teweh pada Minggu (11/6) siang pada angka 4,50 meter yang menunjukkan angka tidak aman bagi pelayaran kapal bertonase besar.

"Saat ini tongkang bermuatan dan kosong ada yang bersandar di kawasan hutan pinggiran Sungai Barito," katanya.

Kapal dan tongkang kosong yang terperangkap itu sebagian besar milik perusahaan tambang yang arealnya di wilayah Kabupaten Murung Raya (Mura) dan sejumlah perusahaan di Kabupaten Barito Utara.

Sejumlah tongkang bermuatan puluhan ribu ton batu bara dan kosong bersandar di kawasan Bukau Kecamatan Teweh Tengah Kabupaten Barut atau di hulu dan di hilir jembatan KH Hasan Basri Muara Teweh.

"Sejumlah tongkang itu kini terpaksa bersandar sambil menunggu air naik," ujarnya.

Kondisi air sungai sepanjang 900 kilometer yang hulunya berada di wilayah Kabupaten Murung Raya dan mengalir ke wilayah selatan di Kalimantan Selatan, itu tergantung tingkat curah hujan.

Ia menjelaskan saat ini tingkat curah rendah sehingga debit air Sungai Barito turun dan kalau di wilayah hulu hujan dengan intensitas tinggi maka air kembali naik.

"Jadi debit pedalaman Sungai Barito tergantung curah hujan, kalau rendah maka akan surut, sedangkan hujan tinggi akan banjir," ujarnya.

Meski angkutan kapal dan tongkang bertonase besar tidak bisa berlayar, sejumlah kapal barang dan angkutan penumpang yang tonasenya sedang untuk sementara tidak mengalami kendala.