Kalteng Dinilai Belum Mampu Laksanakan Sekolah Sehari Penuh, Mengapa?

id dpr ri, Asdi Narang, Kalteng Dinilai Belum Mampu Laksanakan Sekolah Sehari Penuh

Kalteng Dinilai Belum Mampu Laksanakan Sekolah Sehari Penuh, Mengapa?

Asdi Narang (www.dpr.go.id)

"Sekolah di Kalteng tidak seperti di pulau Jawa yang sarana dan prasarananya sudah sangat mendukung.
Palangka Raya (Antara Kalteng) - Anggota Komisi X DPR RI asal Dapil Kalimantan Tengah, Asdi Narang menyatakan provinsi itu belum mampu melaksanakan "fullday school" atau sekolah sehari penuh.

Apabila ingin menerapkan 'fullday school' di Kalteng maka hanya memilih beberapa sekolah yang sarana dan prasarana serta tenaga pengajarnya mendukung, kata Asdi di Palangka Raya, Selasa.

"Sekolah di Kalteng tidak seperti di pulau Jawa yang sarana dan prasarananya sudah sangat mendukung. Kemampuan orangtua di pula Jawa juga berbeda dengan di Kalteng dalam menghadapi kebijakan 'fullday school'," ucapnya.

Meski meminta penerapannya di kaji ulang, anggota Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) DPR RI ini mendukung penuh kebijkan 'fullday school'. Sebab, kebijakan dianggap memberikan kenyamanan kepada para orangtua yang khawatir anak-anaknya berkeliaran usai jam sekolah.

Hanya, kata Asdi, kebijakan tersebut memerlukan dukungan sarana dan prasarana serta tenaga pengajarnya yang merata di seluruh sekolah di Indonesia, sehingga para siswa memiliki sejumlah aktivitas selama di sekolah dan tidak merasa jenuh.

"Jika memang tetap diterapkan per 1 Juli 2017, kita akan melihat apa yang terjadi. Apa masukan-masukan dari orangtua dan lainnya. Ini jadi bahan kita di Komisi X DPR RI untuk mengevaluasi kebijakan penerapan 'fullday school'," kata Asdi.

Anggota DPR RI dari daerah Pemilihan Kalimantan Tengah ini mengaku pihaknya di Komisi X juga sedang berkomunikasi dengan Kementerian Pendidikan agar pelajaran tentang empat pilar kebangsaan, khususnya Pancasila dimasukkan dalam kurikulum.

Dia mengatakan empat pilar kebangsaan yang terdiri dari Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945 dan Bhineka Tunggal Ika serta Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) harus terus didengungkan, khususnya kepada anak-anak sejak usia dini.

"Kita lihat akhir-akhir ini ada oknum maupun sekelompok orang yang berupaya memecahbelah masyarakat Indonesia. Cara untuk melawan ulah para oknum ini dengan mengingatkan kembali empat pilar. Ini lah kenapa kita diberbagai kesempatan mengkampanyekan empat pilar," kata Asdi.