Pelaku Usaha Diminta Dukung Program JKN-KIS

id JKN-KIS, BPJS kesehatan sampit, atulyadi

Pelaku Usaha Diminta Dukung Program JKN-KIS

Kepala BPJS Kesehatan Cabang Sampit, Atulyadi saat menjelaskan program perluasan layanan JKN-KIS, Senin (15/5/17). (Foto Antara Kalteng/Norjani)

Sampit (Antara Kalteng) - Pelaku usaha di Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalteng, diminta mendukung program Jaminan Kesehatan Nasional Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS), dengan mendaftarkan seluruh karyawannya menjadi peserta program tersebut.

"Kami terus melakukan sosialisasi dan mengajak masyarakat, khususnya perusahaan untuk mendaftarkan karyawannya menjadi peserta JKN-KIS. Ini untuk jaminan perlindungan kesehatan kita dan keluarga serta membantu orang lain," kata Kepala Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan Cabang Sampit, Atulyadi di Sampit, Minggu.

Berbagai cara terus dilakukan untuk mengajak masyarakat untuk menjadi peserta JKN-KIS. Khusus untuk perusahaan, Atulyadi mengingatkan adanya banyak konsekuensi bagi perusahaan yang tidak mendaftarkan pekerjanya menjadi peserta JKN-KIS.

Perusahaan wajib mendaftarkan seluruh pekerja menjadi peserta JKN-KIS karena setiap karyawan berhak mendapatkan jaminan perlindungan kesehatan. Program JKN-KIS justru sangat membantu perusahaan karena perusahaan tidak perlu repot sebab semua biaya pengobatan ditanggung BPJS Kesehatan.

BPJS Kesehatan Cabang Sampit membawahi lima kabupaten yaitu Kotawaringin Timur, Kotawaringin Barat, Seruyan, Lamandau dan Sukamara. Di lima wilayah ini terdapat perusahaan yang mempekerjaan pekerja asing, khususnya bidang pertambangan dan perkebunan.

Atulyadi menjelaskan, saat ini ada 608.000 penduduk atau sekitar 64 persen dari total penduduk di lima kabupaten tersebut, sudah menjadi peserta JKN-KIS. BPJS Kesehatan Cabang Sampit masih memiliki pekerjaan berat karena seluruh penduduk Indonesia wajib sudah menjadi peserta JKN-KIS paling lambat 1 Januari 2019 mendatang.

BPJS Kesehatan Cabang Sampit menargetkan tahun ini bisa mencapai angka 72 persen. Sisanya diharapkan sudah bisa dituntaskan hingga mencapai 100 persen sebelum 1 Januari 2019.

"Kini semua jenis penyakit kronis yang banyak diderita masyarakat, ditanggung dalam program JKN-KIS, seperti jantung, gagal ginjal, kanker dan lain. Bayangkan, misalnya penyakit gagal ginjal itu harus cuci darah bisa sampai dua kali seminggu dengan biaya sekali cuci darah hingga jutaan rupiah, itu semua ditanggung BPJS Kesehatan," kata Atulyadi.

Atulyadi mengajak seluruh masyarakat memahami konsep gotong-royong dalam JKN-KIS. Peserta yang tidak sakit harus bersyukur karena terus diberi kesehatan, sedangkan iuran rutin yang dibayarkannya akan menjadi ladang amal karena digunakan untuk membantu biaya pengobatan peserta lainnya yang sedang sakit.