Muara Teweh (Antara Kalteng) - Ratusan hektare kebun karet milik warga sejumlah desa di Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah sudah empat hari ini terendam banjir luapan Sungai Barito.
"Akibat kebun karet terendam banjir, usaha masyarakat di tempat kami terhenti total karena komoditas itu merupakan mata pencaharian utama," kata seorang warga Kelurahan Jambu Kecamatan Teweh Baru, Igang, di Muara Teweh, Rabu pagi.
Banjir yang melanda kabupaten di pedalaman Kalteng sudah memasuki hari keempat. Meski berangsur-angsur surut sekitar 10 sentimeter, tetapi di Kelurahan Jambu masih terendam banjir bervariasi antara 1-1,5 meter.
Petani karet lainnya, Adiono, warga Dusun Pararawen, Desa Lemo, Kecamatan Teweh Tengah mengakui akibat banjir ini, dia dan warga lainnya tidak bisa menyadap karet.
"Kami berharap banjir cepat surut, karena sudah mengganggu perekonomian warga. Kami juga mengharapkan bantuan dari pemerintah daerah," katanya lagi.
Banjir yang melanda sejumlah desa di Kabupaten Barito Utara, juga melanda sejumlah kawasan dataran rendah di Muara Teweh.
Banjir yang melanda Muara Teweh ini juga masih merendam sejumlah ruas jalan, di antaranya Jalan Imam Bonjol dan Jalan Merak serta Gang Paraguay Jalan Dahlia dengan ketinggian air bervariasi antara 15 hingga 1 meter.
"Banjir mulai surut namun sangat perlahan, kalau tidak hujan di kawasan hulu Sungai Barito atau di wilayah Kabupaten Murung Raya diperkirakan air surut," kata Bani, warga setempat.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Barito Utara Taufik mengatakan, saat ini sebanyak 5.730 kepala keluarga menjadi korban banjir karena ribuan rumah warga dan bangunan lainnya terendam banjir pada tujuh kecamatan, yakni Kecamatan Lahei Barat, Lahei, Teweh Baru, Teweh Tengah, Teweh Selatan, Gunung Timang, dan Kecamatan Montallat.
"Meski sampai pagi hari ini ketinggian banjir mulai turun sekitar 10 cm secara perlahan, namun sebagian besar kawasan masih terendam," katanya lagi.
Taufik mengatakan pemerintah daerah telah menyalurkan bantuan berupa beras, bahan makanan dan obat-obatan lainnya untuk warga korban banjir.
Dalam kondisi banjir ini, pemerintah daerah memberlakukan status tanggap darurat sejak 12 Juli-1 Agustus 2017, dan telah mendirikan posko banjir untuk memantau dan menangani banjir.
"Langkah-langkah yang telah dilakukan BPBD bersama dengan beberapa unsur kecamatan dan desa melakukan pemantauan lokasi banjir secara kontinu dan mengkaji kerluaan wilayah terdampak bencana," ujarnya lagi.
Pada Rabu pagi digelar Apel Siaga Penanggulangan Bencana Banjir di halaman kantor bupati setempat dengan upacara dipimpin Bupati Barito Utara Nadalsyah.
Berita Terkait
Benarkah mengunyah permen karet bisa bantu berhenti merokok?
Selasa, 9 Januari 2024 14:35 Wib
Legislator Kalteng minta pemerintah naikkan harga karet dan rotan
Jumat, 15 Desember 2023 14:39 Wib
Teras Narang dorong pemerintah pusat membangun pabrik karet di Kalteng
Sabtu, 9 Desember 2023 21:05 Wib
Polisi tangkap pembuang dua mayat di kebun karet
Minggu, 15 Januari 2023 14:56 Wib
Pemerintah diminta sikapi keluhan warga terkait anjloknya harga karet
Kamis, 12 Januari 2023 15:35 Wib
Malaysia nyatakan permen karet pengganti rokok 'tidak beracun'
Jumat, 7 Oktober 2022 7:48 Wib
Petani karet ini bertekad menjaga kepesertaan JKN-KIS selalu aktif
Selasa, 26 Juli 2022 21:05 Wib
Orangtua di Palangka Raya histeris temukan anaknya tewas gantung diri
Selasa, 12 Juli 2022 22:52 Wib