Kalimantan dan Sulawesi Masih Jadi Penggerak Perekonomian KTI, Kata Gapensi

id kalimantan, gapensi, penggerak perekonomian

Kalimantan dan Sulawesi Masih Jadi Penggerak Perekonomian KTI, Kata Gapensi

Ilustrasi, Pulau Kalimantan (kapuas.net)

Jakarta (Antara Kalteng) - Gabungan Pelaksana Konstruksi Nasional Indonesia (Gapensi) menyatakan Sulawesi dan Kalimantan diperkirakan masih akan menjadi motor penggerak utama bagi pertumbuhan perekonomian di kawasan timur Indonesia (KTI).

"Perkiraan kami Kalimantan dan Sulawesi masih menjadi penopang utama pertumbuhan perekonomian di timur Indonesia tahun depan," kata Sekjen BPP Gapensi Andi Rukman Karumpa, dalam keterangan tertulis, di Jakarta, Rabu.

Andi mengatakan, ekonomi kawasan ini tumbuh di atas 6 persen per tahun, bahkan Sulawesi rata-rata tumbuh di atas 8 persen per tahun.

Dia berpendapat bahwa karena harga komoditas sedang lesu, maka pertumbuhan di wilayah itu masih ditopang oleh pertumbuhan sektor konstruksi yang tumbuh di atas 10 hingga 11 persen.

Meski demikian, lanjutnya, wilayah yang tidak kalah dan juga sedang bertumbuh di atas rata-rata nasional adalah Bali, Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua.

Andi menambahkan bahwa yang menarik adalah Sulawesi akan menjadi magnet baru bagi investasi ke depan, karena pertumbuhan di sana telah mencapai 8 persen lebih.

Dia memaparkan bahwa Sulawesi Tengah mampu mencapai pertumbuhan 15 persen, Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat masing-masing tumbuh 7,15 persen dan 7,37 persen.

Sedangkan Sulawesi Tenggara 6,88 persen, Gorontalo tumbuh 6,23 persen, dan Sulawesi Utara tumbuh 6,12 persen.

"Kita lihat Sulawesi akan jadi magnet baru, setelah Pulau Jawa. Listrik mulai mencukupi, proyek-proyek smelter mulai beroperasi, proyek-proyek infrastruktur pemerintah sudah jalan, akan banyak kejutan tahun depan dari Sulawesi," katanya lagi.

Andi mengatakan, untuk menjaga pertumbuhan ekonomi di KTI pemerintah perlu mendorong percepatan proyek-proyek infrastruktur.

Sebagaimana diketahui, jumlah belanja infrastruktur pemerintah dalam APBN 2016 mencapai Rp313,5 triliun, tumbuh 7,99 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Belanja infrastruktur dalam APBN 2017 sebesar Rp387,3 triliun.