Korban Keracunan Bumbu Sate Bertambah

id keracunan, keracunan makanan, keracunan bumbu sate

Korban Keracunan Bumbu Sate Bertambah

Ilustrasi - (FOTO ANTARA/Sahrul Manda Tikupadang)

Sukabumi (Antara Kalteng) - Jumlah korban keracunan bumbu sate di dua kampung yakni Pasirangin Tengah dan Benteng, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, bertambah menjadi 33 orang yang awalnya hanya 26 orang.

"Dari data yang masuk ke kami saat ini jumlah korban keracunan di Desa Kutajaya, Kecamatan Cicurug bertambah tujuh orang atau menjadi 33 orang. Dari jumlah itu tujuh warga harus dirujuk ke Rumah Sakit Betha Medicare Cicurug karena kondisinya kritis," kata Kepala Puskesmas Cicurug Teddi Mulyadi, Sabtu.

Tidak menutup kemungkinan jumlah warga yang berobat akibat keracunan bumbu sate kambing kurban tersebut bertambah. Tindakan medis yang dilakukan untuk memulihkan kondisi korban dengan memberikan cairan inplus atau opname.

Sebagian dari warga kondisi kesehatannya sudah mulai membaik, tetapi harus tetap menjalani perawatan agar tubuhnya benar-benar fit. Dari hasil pemeriksaan awal warga mengeluh pusing, mual hingga muntah sesuai dengan gejala keracunan.

Namun untuk penyebabnya keracunannya belum bisa dipastikan apakah dari daging kambing kurban yang dibagikan, bumbu sate atau lainnya. Sebab harus uji laboratorium terlebih dahulu dan petugas dari Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi sudah mengambil samplenya.

"Kami masih terus memantau kondisi kesehatan korban, jika terus menurun maka akan langsung dirujuk ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan tindakan khusus," tambah Teddi.

Sementara salah seorang warga yang mengalami keracunan Ramdani mengatakan ia dan warga lainnya ramai-ramai menyantap sate kambing yang sudah dimasak dan diberi bumbu pada Jumat, (1/9) sekitar pukul 22.00 WIB. 

Tapi sekitar pukul 03.00 WIB pada Sabtu, (2/9) tiba-tiba ia merasakan pusing, mual bahkan sampai muntah. Ternyata tidak hanya dirinya saja, tetapi tetangganya yang menyantap sate tersebut juga mengalami gejala yang sama. 

"Badan saya masih lemas dan kepala pusing. Saya bisa ke puskesmas dibantu oleh keluarga dan warga lainnya karena saat itu badan sudah lemah," katanya.