7.293 Sambaran Petir Landa Muara Teweh, Ini Pantauan BMKG

id petir, petir landa muara teweh, BMKG Muara Teweh, Juli Budi Kisworo

7.293 Sambaran Petir Landa Muara Teweh, Ini Pantauan BMKG

Seorang petugas melihat jumlah sambaran petir yang terekam di alat deteksi sambaran petir (lightning detector) di BMKG Muara Teweh. (Foto Antara Kalteng/Kasriadi)

Muara Teweh (Antara Kalteng) - Sebanyak 7.293 kali sambaran petir melanda wilayah Muara Teweh, Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah, ketika terjadi hujan sejak Selasa (12/9) pukul 19.30 WIB hingga Rabu sekitar pukul 02.00 WIB.

"Puncak sambaran petir terjadi pada Selasa malam sekitar pukul 19.44 WIB sebanyak lima kali sambaran petir," kata Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Muara Teweh Juli Budi Kisworo di Muara Teweh, Rabu.

Hal itu berdasarkan rekaman alat deteksi sambaran petir (Lightning Detector) yang dimiliki BMKG Muara Teweh saat terjadi hujan dengan intesitas ringan dan angin sedang pada Selama malam sampai pukul 24.00 WIB.

"Memang hujannya hanya 11 milimeter atau intensitas sedang dan angin tidak kencang hanya sekitar tujuh kilometer per jam, namun petirnya yang kuat," katanya.

Puncak sambaran petir berada di kawasan Barat Daya yakni di wilayah Kecamatan Gunung Timang hingga Kabupaten Barito Selatan.

"Kami belum menerima laporan apakah rentetan sambaran petir yang terjadi pada Selama malam itu berdampak merusak atau tidak," jelas dia.

Sambaran petir ini, katanya, bisa saja terjadi pada waktu yang sama di daerah terdekat sesuai radius 80 kilometer daya jangkau alat pendeteksi petir di BMKG Muara Teweh yang menjangkau wilayah Kabupaten Murung Raya, Barito Timur, Barito Selatan, serta sebagian Selatan wilayah Kalimantan Timur.

"Namun pada puncak sambaran petir itu pusatnya memang terjadi di wilayah luar kota Muara Teweh," tegas dia.

Alat pendeteksi sambaran petir di Pulau Kalimantan hanya berada di wilayah Kalteng yang mulai dioperasikan pihaknya sejak Agustus 2006 bersama kota lainnya seperti Palangka Raya dan Pangkalan Bun Kabupaten Kotawaringin Barat.

Kabupaten Barito Utara yang berada di pedalaman Daerah Aliran Sungai (DAS) Barito ini merupakan kabupaten di tengah-tengah Pulau Kalimantan sebagai kawasan lintasan angin dan pusat pertemuan awan serta berada di wilayah lintasan garis Khatulistiwa.

"Dasar pertimbangan itulah Kabupaten Barito Utara dilengkapi alat pendeteksi sambaran petir karena potensi petir sangat besar terjadi di daerah ini," kata dia.

Bahkan kota Muara Teweh dan wilayah Kalteng lainnya di atas Kota Bogor, Jawa Barat, yang mempunyai kejadian hari guntur rata-rata 320 hari atau 75 persen dalam setahun sedangkan Bogor di bawah 300 hari.

"Sesuai perkiraan kondisi hujan lebat diserta petir dan angin kecang ini masih terjadi pada beberapa hari ke depan yang terjadi di sejumlah wilayah kabupaten di Kalteng lainnya," kata Juli.

Sementara seorang warga Jalan Yetro Sinseng Gang Nusantara I Muara Teweh, Edwin Saleh mengatakan akibat sambaran petir pada Selasa malam lampu listrik PLN di kawasan tempat tinggalnya langsung padam sekitar enam buah rumah dan listrik kembali nyala pukul 22.00 WIB.

"Sambaran petir ini juga merusak alat-alat eletronik di antaranya televinsi dan komputer di kawasan tempat tinggal kami," ujarnya.