Sampit (Antara Kalteng) - Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, membantu memfasilitasi pelaksanaan tiwah karena ritual keagamaan itu juga sangat menarik untuk dikemas menjadi kegiatan pariwisata daerah.
"Tahun ini ada usulan pelaksanaan tiwah di Tumbang Getas Kecamatan Bukit Santuei dengan biaya sekitar Rp140 juta. Ini sudah kami usulkan dan kami harap anggarannya disetujui. Kalau tidak masuk di APBD Perubahan 2017 ini maka kami ajukan lagi di APBD 2018," kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kotawaringin Timur, Fajrurrahman di Sampit, Kamis.
Tiwah merupakan ritual keagamaan yang biasanya dilaksanakan suku Dayak Kalimantan Tengah penganut agama Hindu Kaharingan. Ritual ini sangat sakral karena merupakan prosesi mengantarkan roh leluhur atau sanak saudara yang telah lama meninggal dunia ke alam baka.
Bagi penganut Hindu Kaharingan, perjalanan manusia yang sudah masuk dalam alam kematian, harus dilanjutkan dengan ritual penyempurnaan. Tujuannya agar tidak mengganggu kenyamanan dan ketenteraman keluarga yang masih hidup serta sebagai bukti bakti terhadap leluhur.
Prosesi tiwah dilakukan dengan cara menyucikan dan memindahkan sisa jasad berupa tulang belulang dari liang kubur, menuju tempat yang bernama sandung. Biaya yang dibutuhkan untuk melaksanakan ritual tiwah sangat besar karena rangkaian kegiatan cukup panjang dan lama, melibatkan banyak orang, serta harus menyiapkan hewan kurban yakni kerbau dan babi.
"Pemerintah daerah berusaha membantu semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuan anggaran. Tiwah ini merupakan bagian ritual keagamaan dan budaya yang harus dipertahankan," kata Fahrurrahman.
Selain tiwah, acara lain yang rutin dilaksanakan adalah mamapas mampakanan sahur dan mamapas lewu. Kegiatan itu merupakan ritual yang dipercaya untuk menjaga kampung atau daerah dengan cara ritual agar roh-roh jahat tidak mengganggu masyarakat dan daerah.
Fajrurrahman mengatakan, potensi pariwisata Kotawaringin Timur mampu bersaing dengan daerah lain. Selain objek wisata alam, potensi lainnya juga terus tumbuh seperti wisata budaya, keagamaan, kuliner, belanja, pendidikan, dan hiburan.
Berita Terkait
BBPOM uji 40 sampel takjil di Sampit, berikut penjelasan hasilnya
Kamis, 28 Maret 2024 6:05 Wib
Kapolda Kalteng Safari Ramadhan perkuat toleransi umat beragama
Kamis, 28 Maret 2024 5:39 Wib
BBPOM: Kesadaran pelaku usaha di Sampit terhadap keamanan produk meningkat
Rabu, 27 Maret 2024 15:00 Wib
DPRD Kotim berharap penyelesaian jalan tembus Pulau Hanaut terwujud
Rabu, 27 Maret 2024 14:03 Wib
Pemkab Kotim terus upayakan jalan alternatif menuju Pelabuhan Bagendang
Rabu, 27 Maret 2024 7:14 Wib
Pembangunan pusat rehabilitasi narkoba dibahas dalam RKPD Kotim 2025
Rabu, 27 Maret 2024 6:46 Wib
Kodim Sampit ajak masyarakat terima perbedaan untuk cegah konflik sosial
Rabu, 27 Maret 2024 5:47 Wib
Mediasi sengketa sawit, Bupati Kotim minta jangan ada tindakan anarkis
Rabu, 27 Maret 2024 5:23 Wib