Sampit (Antara Kalteng) - Pelaku pemerasan di Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, makin berani melakukan aksinya, bahkan ada yang nekat menjemput korbannya di sekolah dengan berbagai bujuk rayu
"Katanya dia teman ibu, kemudian dia pinjam telepon saya. Saya dibawa ke gang sepi di sebelah sekolah, kemudian telepon dan dua cincin saya diambil," kata Kesya Putri Cantika (8), pelajar korban pemerasan di Sampit, Jumat.
Pelajar kelas 3 SDN 3 Mentawa Baru Hilir Kecamatan Mentawa Baru Ketapang itu masih menangis.
Dia masih ketakutan dengan kejadian yang baru saja dialaminya.
Saat istirahat jam pelajaran, bocah yang akrab dipanggil Ica itu ditemui seorang perempuan tidak dikenalnya. Perempuan berjilbab itu mengaku sebagai teman sang ibu yang datang disuruh menjemputnya pulang.
Untuk meyakinkan Ica, pelaku pemerasan itu meminjam telepon selular Ica dengan dalih untuk menelpon Seruni, ibu Ica, namun ternyata itu hanya pura-pura.
Ica yang masih tidak percaya, digiring pelaku ke luar sekolah, kemudian dipaksa naik sepeda motor pelaku dan dibawa ke gang sebelah sekolah.
Di tempat sepi itu, pelaku mengambil paksa telepon seluler dan dua cicin Ica. Pelaku bahkan sempat berbuat kasar dengan mendorong kepala Ica.
Setelah mengambil barang berharga milik Ica, pelaku meninggalkan tas kecil berisi sejumlah benda tidak penting. Pelaku kemudian berlalu meninggalkan Ica yang sedang menangis.
"Beberapa hari lalu orang itu juga sempat datang tapi saya tidak mau ikut. Saya tidak kenal dengan orang itu," kata Ica.
Kejadian itu baru diketahui setelah Ica datang ke sekolah sambil menangis. Nenek Ica yang merupakan guru di sekolah itu, kaget dan panik begitu mengetahui kejadian yang baru dialami cucunya.
Sementara itu, Seruni yang dikabari langsung datang ke sekolah. Setelah mencoba menenangkan sang anak, dia bersama anaknya melaporkan kejadian itu ke Polres Kotawaringin Timur.
"Saya berharap pelaku bisa segera ditangkal. Jangan sampai ada korban lagi akibat pelaku-pelaku kejahatan," kata Seruni yang merupakan pegawai di Dinas Sosial Kotawaringin Timur.
Seruni berharap kejadian yang dialami anaknya bisa membuat orangtua lebih waspada. Pelaku kejahatan makin nekat, bahkan berani mengincar anak yang sedang berada di sekolah.
Berita Terkait
BMKG: Kotim memasuki pancaroba, waspada perubahan cuaca
Sabtu, 20 April 2024 16:41 Wib
Wabup Kotim kecam tindakan asusila terhadap dua anak kandung
Jumat, 19 April 2024 21:14 Wib
DPRD minta Pemkab Kotim dampingi korban asusila di bawah umur
Jumat, 19 April 2024 19:29 Wib
Perbaikan jalan Tanjung Jariangau-Bawan-Kuala Kuayan tetap berlanjut
Jumat, 19 April 2024 16:03 Wib
Disbudpar Kotim siap suguhkan kemeriahan di Festival Budaya Habaring Hurung
Jumat, 19 April 2024 15:49 Wib
Penumpang bus arus balik Lebaran di Sampit naik tipis
Jumat, 19 April 2024 7:14 Wib
Pemkab Kotim optimalkan normalisasi sungai atasi banjir di Sampit
Jumat, 19 April 2024 6:31 Wib
BKSDA Sampit pantau orang utan menyasar ke kawasan bandara
Jumat, 19 April 2024 5:42 Wib