Kuala Pembuang (Antara Kalteng) - Pemerintah Kabupaten Seruyan, Kalimantan Tengah, mengungkapkan program tanam jagung di wilayah itu belum terlaksana dengan baik karena terkendala cuaca.
"Kemarau basah menyebabkan program tanam jagung jadi terkendala. Ada yang menanam saat panas dan jagung sempat tumbuh, namun ada pula yang baru menanam ternyata hujan sehingga bibit terendam air dan busuk," kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Seruyan, Sugian Noor di Kuala Pembuang, Selasa.
Mantan Asisten II Sekretariat Daerah (Setda) Seruyan ini mengatakan, hingga saat ini ada beberapa daerah yang masih belum dapat melakukan tanam jagung karena lahan tergenang air.
"Tapi ada juga beberapa daerah yang baru-baru ini sudah sempat panen, seperti di Desa Bangkal Kecamatan Seruyan Raya dan beberapa desa lain di Kecamatan Seruyan Hilir Timur," katanya.
Ia menambahkan, selain masalah cuaca yang tidak menentu, program tanam jagung yang digalakkan oleh Pemerintah Provinsi Kalteng di Seruyan belum optimal karena adanya larangan membuka atau membersihkan lahan pertanian dengan cara dibakar.
"Kemudian alat berat juga terbatas sehingga kita kesulitan membantu petani atau masyarakat untuk membuka lahan tanpa bakar," katanya.
Ia menyebutkan, hingga pertengahan tahun 2017, realisasi luas tanam jagung di "Bumi Gawi Hatantiring" masih rendah atau sekitar 23 hektare dari target 643 hektare.
"Tahun ini luas tanam jagung yang ditargetkan Provinsi Kalteng kepada Seruyan seluas 643 hektare, sedangkan target luas panen 579 hektare dan produksi 1.557 ton," katanya.
Meski realisasi tanam jagung masih rendah, namun DKPP terus berupaya melakukan peningkatan dengan mendorong petani menanam jagung sebagai tanaman utama dan tanaman sela lewat program integrasi jagung dengan perkebunan.
"Kita berharap melalui berbagai upaya nantinya program tanam jagung dapat terus ditingkatkan," katanya.
Program Tanam Jagung di Seruyan Terkendala Cuaca
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Seruyan, Sugian Noor (Istimewa)
