Perubahan Nama Bundaran Besar Terkesan Kurang Menghargai Tokoh Legendaris Suku Dayak

id DPRD kalteng, M.Rizal, Bundaran Besar, perubahan nama bundaran besar

Perubahan Nama Bundaran Besar Terkesan Kurang Menghargai Tokoh Legendaris Suku Dayak

Bundaran Besar Kota Palangka Raya, Kalteng. (portalpalangkaraya.blogspot.com)

Palangka Raya (Antara Kalteng) - Anggota DPRD Provinsi Kalimantan Tengah, M. Rizal berpendapat usulan Gubernur Kalteng mengganti nama Bundaran Besar di pusat Kota Palangka Raya, perlu dipertimbangkan lagi karena terkesan kurang menghargai tokoh legendaris Suku Dayak.

"Kalaupun mau mengganti nama Bundaran Besar yang dikenal luas masyarakat Kalteng itu bisa saja dengan nuansa daerah seperti 'Bundaran Tambun Bungai' yang lebih pas," ucap politisi Partai Golkar itu di Palangka Raya, Jumat.

Gubernur Kalteng Sugianto telah membentuk tim sayembara untuk rancangan baru Bundaran Besar dan akan mengganti nama menjadi "Bundaran Pancasila".

Kalau nama Pancasila itu lebih pas untuk monumen Tugu Peletakan Batu Pertama Pendirian Kota Palangka Raya oleh Presiden RI Soekarno yang terletak di jalan S Parman Kota Palangka Raya.

"Tugu itu kan pertanda berdiri atau lahirnya Provinsi Kalimantan Tengah sekaligus ditetapkannya Kota Palangka Raya sebagai ibukotanya," tambahnya.

Anggota Komisi D DPRD Kalteng ini menyebut pemberian Tambun Bungai sebagai ganti nama Bundaran Besar tersebut tidak hanya berkaitan dengan sejarah namun juga melihat posisi strategis Bundaran tersebut.

Politisi Partai Golongan Karya (Golkar) ini mengatakan Bundaran Besar tersebut bukan hanya berhadapan langsung dengan Istana Iseng Mulang atau rumah jabatan Gubernur Kalteng, tapi juga pusat dari semua jalur yang ada di Kota Palangka Raya.

"Provinsi Kalteng ini kan tanah Dayak yang dijuluki Bumi Tambun Bungai dan memiliki slogan Isen Mulang. Jadi, Bundaran besar Palangka Raya itu lebih Bumi Tambun Bungai dibandingkan Pancasila," kata Rizal.

Pemerintah Provinsi Kalteng berencana akan memperbaiki dan mendesain ulang Bundaran Besar Palangka Raya serta mengusulkan agar namanya di ganti menjadi Bundaran Pancasila. Rencana untuk mendesain tersebut mendapat dukungan dari berbagai pihak, termasuk DPRD Kalteng.

"Kalau untuk mempercantik dan memperindah Bundaran Besar Palangka Raya itu tentu kita dukung penuh. Hanya usulan penggantian nama saja saya kurang sepakat. Pemberian nama itu tetap harus melihat sejarah penghargaan kepada Suku Dayak sebagai penghuni Pertama Kalteng," demikian Rizal.