Akhirnya! Jenazah Penumpang Kapal Ditemukan di Ujung Pandaran

id jenazah, penumpang, ujung pandaran, seruyan

Akhirnya! Jenazah Penumpang Kapal Ditemukan di Ujung Pandaran

Jenazah Sartono, penumpang yang hilang pekan lalu, ditemukan terdampar di Pantai Ujung Pandaran, Senin (16/10/17). (Istimewa)

Sampit (Antara Kalteng) - Jenazah Sartono (53), penumpang KM Kirana III yang diduga melompat ke laut saat menuju Sampit pekan lalu, terdampar di Pantai Ujung Pandaran Kecamatan Teluk Sampit Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalteng.

"Jenazah itu ditemukan oleh penjaga kubah yakni pak Sapran, warga Desa Ujung Pandaran pada pukul 15.50 WIB. Jenazah itu ditemukan di sekitar kubah," kata Penjabat Kepala Desa Ujung Pandaran, Muslih dihubungi dari Sampit, Senin.

Saat ditemukan, jenazah Sartono hanya mengenakan celana jins. Jenazah dalam posisi terlentang itu sudah tidak utuh lagi. Bagian dada dan kepala sudah hilang, diduga terlepas karena sudah membusuk.

Kepastian jenazah itu adalah Sartono diketahui dari kartu identitas yang ditemukan di celana. Beberapa benda yang ditemukan yaitu telepon seluler dan dompet berisi uang Rp123.500 serta kartu Jamkesmas dan Kartu Indonesia Sehat dengan identitas Sartono, kelahiran 21 Oktober 1964, warga Klengkingan RT 01 RW 02 Karangdowo Klaten.

(Baca : Waduh! Penumpang Kapal Diduga Melompat ke Laut Sampit)

Identitas yang ditemukan tersebut persis dengan identitas di kartu tanda penduduk Sartono yang ditunjukkan kerabatnya. Dari ciri fisik juga menguatkan jenazah tersebut merupakan Sartono.

Sartono berangkat dari Pelabuhan Tanjung Mas bersama kerabatnya menuju Pelabuhan Sampit. Dia berencana memulai pekerjaan dengan membuka warung di Kereng Pangi Kabupaten Katingan. Ini merupakan pertama kalinya Sartono ke Kalimantan Tengah.

Selama perjalanan Kamis (12/10), tidak ada gelagat aneh yang ditunjukkan Sartono. Namun dia sempat mengeluh kurang enak badan sehingga dia tidak banyak berinteraksi dengan penumpang lainnya.

Sekitar pukul 18.30 WIB, KM Kirana III dalam posisi labuh di muara laut atau Sampit Bay untuk menunggu air Sungai Mentaya pasang agar bisa masuk menuju Pelabuhan Sampit. Saat itulah ada penumpang yang melaporkan ada penumpang yang diduga jatuh ke laut.

Tidak ada yang melihat secara langsung kejadian tersebut karena hari sudah gelap. Dugaan Sartono melompat ke laut karena di lokasi itu ditemukan sandal di tepi kapal yang diketahui milik Sartono. Hal itu dibenarkan oleh Rudiyanto, keponakan Sartono yang juga ada di kapal itu.

Sesuai aturan, kapal kemudian berputar sebanyak tiga kali di lokasi kejadian untuk melakukan pencarian, namun korban tidak ditemukan. Nakhoda kapal kemudian melaporkan kejadian itu ke kantor PT Dharma Lautan Utama dan Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Sampit. Kapal yang mengangkut 430 jiwa dan ranmor sebanyak 52 unit itu kemudian melanjutkan perjalanan hingga ke Pelabuhan Sampit.

Besok harinya, Badan SAR Nasional bersama instansi terkait melakukan pencarian di lokasi kejadian. Namun saat itu jenazah Sartono belum ditemukan.

Manajer PT Dharma Lautan Utama Cabang Sampit, Hendrik Sugiharto membenarkan jenazah yang ditemukan itu adalah Sartono. Pihaknya sudah memberitahukan temuan itu kepada pihak keluarga Sartono.

"Kami sama-sama menunggu di kamar jenazah RSUD dr Murjani Sampit. Nanti pihak keluarga yang memutuskan jenazah akan dimakamkan di mana," kata Hendrik.

PT Dharma Lautan Utama berterima kasih atas bantuan semua pihak dalam penanganan kejadian ini. Pihak perusahaan bersama keluarga akan mengurus jenazah Sartono dengan baik.