Pembuatan Sabuk Pantai Ujung Pandaran Akhirnya Ditunda, Karena Hal Ini

id Dinas Perikanan Kotawaringin Timur, Heriyanto, Sabuk Pantai Ujung Pandaran

Pembuatan Sabuk Pantai Ujung Pandaran Akhirnya Ditunda, Karena Hal Ini

Kepala Dinas Perikanan Kotim, Heriyanto. (Foto Antara Kalteng/Norjani)

Sampit (Antara Kalteng) - Beberapa kali mengalami kendala, pembuatan sabuk Pantai Ujung Pandaran Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, akhirnya benar-benar ditunda, padahal sangat dibutuhkan untuk menghentikan abrasi pantai.

"Informasi yang kami dapat dari staf di Kementerian, pelelangan untuk pekerjaan fisik sudah ada pemenangnya. Yang gagal itu adalah lelang konsultan pengawas. Mengingat waktu makin singkat, rekanan pekerjaan fisik akhirnya mundur karena takut tidak selesai," kata Kepala Dinas Perikanan Kotawaringin Timur, Heriyanto di Sampit, Senin.

Sabuk pantai berupa pemasangan kantong serat kain kuat berbentuk semacam pipa besar berdiameter satu meter yang akan diisi pasir merupakan program Kementerian Kelautan dan Perikanan. Sebelumnya tim pemerintah pusat sudah melakukan survei dan penentuan titik nol pembuatan sabuk pantai sepanjang 2.500 meter.

Menurut Heriyanto, untuk membangun sabuk pantai sepanjang 2.500 meter ditambah jarak pembatas di setiap 20 meter sehingga total panjang sabuk menjadi 3.000 meter itu, diperkirakan membutuhkan dana sekitar Rp13 miliar. Namun mempertimbangkan waktu yang tersisa cukup singkat, pembangunan sabuk pantai pada 2017 ini rencananya hanya dilakukan sepanjang 1.200 meter dengan biaya sekitar Rp6 miliar lebih.

Lelang pembuatan sabuk Pantai Ujung Pandaran sudah dilakukan sejak awal tahun, namun gagal karena tidak ada peminat. Bahkan ketika lelang diulang pun, hasilnya tetap sama yakni belum ada perusahaan yang berminat.

Heriyanto mengatakan, pemeritah daerah cukup menyesalkan dengan belum bisa terlaksananya pembuatan sabuk pantai ini. Namun karena penundaan ini memang akibat kendala teknis, pemerintah daerah bisa memakluminya.

"Pembangunan sabuk pantai ini sangat dibutuhkan agar kerusakan akibat abrasi tidak makin parah. Tapi kita juga tidak ingin pengerjaannya dipaksakan hanya karena ingin mengejar waktu, tapi nanti hasilnya buruk. Makanya pemerintah daerah menyerahkan sepenuhnya ini kepada pemerintah pusat," kata Heriyanto.

Lelang pembuatan sabuk Pantai Ujung Padaran rencananya akan kembali dilaksanakan pada Februari 2018. Pemerintah daerah dan masyarakat sangat berharap pembuatan sabuk pantai tetap dilaksanakan dan jangan sampai dibatalkan karena sangat dibutuhkan.

Tahun ini ada empat daerah yang mendapatkan bantuan progran pembangunan sabuk pantai. Namun kabarnya, kata Heriyanto, hanya satu daerah yang berhasil melaksanakan, sedangkan tiga daerah lainnya ditunda, termasuk di Pantai Ujung Pandaran.

Dinas Perikanan Kotawaringin Timur sudah melaporkan kondisi abrasi pantai di kawasan objek wisata pantai Ujung Pandaran yang semakin parah. Laporan itu didukung foto-foto terbaru kondisi di lapangan.

Pemerintah daerah khawatir dampak abrasi makin parah dan merusak aset-aset daerah yang ada di objek wisata berjarak sekitar 85 kilometer dari pusat kota Sampit tersebut. Abrasi akibat kuatnya hantaman gelombang laut Jawa menimbulkan dampak yang sangat parah di Pantai Ujung Pandaran Kecamatan Teluk Sampit.

Dalam lima tahun terakhir, sudah lebih dari 20 rumah warga terpaksa dibongkar karena pondasinya ambles akibat abrasi yang terus meluas cukup cepat. Aset wisata juga menjadi korban. Sejumlah gajebo atau tempat santai yang dibuat permanen dari beton yang dibangun di pinggir pantai, kini hancur tak tersisa akibat parahnya abrasi yang terus menggerus pantai.

Kini abrasi terus meluas dan sudah hampir mencapai badan jalan di objek wisata. Jika tidak segera ditangani, abrasi dikhawatirkan akan kembali menghancurkan rumah warga dan aset wisata lainnya yakni pintu gerbang, rumah betang dan bangunan lain yang dibangun pemerintah di lokasi itu.

Pemerintah daerah sudah memprogramkan penataan Pantai Ujung Pandaran agar menjadi objek wisata yang lebih menarik lagi. Nelayan yang bermukim di pantai akan direlokasi ke perumahan yang sudah disiapkan secara bertahap. Saat ini sudah ada 88 rumah siap huni yang dibangun menggunakan dana APBN pada 2015 lalu.