Pemkab Barut Berlakukan Retribusi di 3 Objek Wisata Mulai 2018

id pemkab barut, Arbaidi, Retribusi di 3 Objek Wisata

Pemkab Barut Berlakukan Retribusi di 3 Objek Wisata Mulai 2018

Kawasan Bumi Perkemahan Panglima Batur Di Desa Trahean Kecamatan Teweh Selatan. (Istimewa)

Muara Teweh (Antara Kalteng) - Pemerintah Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah, mulai 1 Januari 2018 memberlakukan pengenaan retribusi pada tiga objek wisata di daerah itu.

"Mulai tahun depan kami mulai memberlakukan retribusi objek wisata pada tiga lokasi tujuan wisata unggulan di daerah ini dengan melibatkan pihak ketiga untuk mengelolanya," kata Kepala Dinas Kebudayaan Pariwisata Kepemudaan dan Olahraga Barito Utara (Barut) Arbaidi di Muara Teweh, Selasa.

Menurut Arbaidi, tiga lokasi objek wisata itu meliputi Air Terjun Jantur Doyan di Kilometer 18 Jalan Negara Muara Teweh-Puruk Cahu, Bumi Perkemahan Panglima Batur di Desa Trahean, dan Dam Desa Trinsing Kecamatan Teweh Selatan.

Retribusi objek wisata itu, kata dia, sesuai Peraturan Daerah Kabupaten Barito Utara Nomor 2 tahun 2017 tentang Perubahan Atas Perda Nomor 9 Tahun 2011 tentang Retribusi Jasa Usaha yaitu diberlakukan untuk roda dua Rp3.000 per unit dan mobil Rp10.000 per unit, kemudian ditambah tiket masuk dikenakan Rp5.000 untuk orang dewasa dan Rp3.000 untuk anak-anak.

"Saat ini kami menawarkan bagi pengusaha yang berminat mengelola lokasi wisata, pemerintah daerah akan memilih penawaran tertinggi yang akan ditunjuk untuk mengelola tiga tempat wisata tersebut guna meningkatkan pendapatan asli daerah, di samping itu kini sedang dilakukan sosialisasi terkait retsibusi tersebut kepada masyarakat," katanya.

Arbaidi mengatakan potensi sumber daya alam di Kabupaten Barito Utara yang dikembangkan menjadi objek wisata di daerah itu sebanyak 56 destinasi, namun sampai saat ini baru tiga lokasi objek wisata itu yang dipilih.

Untuk pengembangan wisata pihaknya memilih dan memilah objek wisata yang benar-benar memiliki pesona yang baik, sehingga dapat nikmati oleh pengunjung atau para wisatawan.

"Tiga objek wisata itu dipilih karena dari segi mobilitas akses pengunjung ke daerah itu sudah terbuka dan layak, artinya pengunjung yang ingin ke tempat wisata ini tidak sempat terlalu lelah sebab jaraknya tidak terlalu jauh dari Kota Muara Teweh," ujar Arbaidi.