Kalteng Mampu Pertahankan Deflasi di Oktober 2017

id BPS Kalteng, Hanif Yahya, Kalteng Deflasi

Kalteng Mampu Pertahankan Deflasi di Oktober 2017

BPS Kalteng paparkan kondisi Indeks Harga Konsumen di provinsi setempat selama Oktober 2017 kepada sejumlah wartawan, Palangka Raya, Rabu. (Istimewa)

Palangka Raya (Antara Kalteng) - Pemerintah di Provinsi Kalimantan Tengah mampu mempertahankan dan mengendalikan indeks harga konsumen pada Oktober 2017 yang masih deflasi 0,25 persen dengan laju inflasi tahun kalender sekitar 2,33 persen dan tahun ke tahun sebesar 4,01 persen.

Sejak Juli hingga Oktober 2017 provinsi ini memang selalu mengalami deflasi terkait indeks harga konsumen, kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kalteng, Hanif Yahya saat pres rilis di Palangka Raya, Rabu.

"Pada Oktober 2017, provinsi ini kembali deflasi 0,25 persen yang merupakan gabungan dari Kota Palangka Raya mengalami deflasi 0,46 persen dan Sampit inflasi 0,13 persen," katanya.

Terjadinya deflasi di Kota Palangka Raya didominasi oleh merosotnya indeks harga kelompok pengeluaran bahan makanan 2,17 persen, makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 0,09 persen, dan transportasi, komunikasi dan jasa keuangan 0,01 persen.

Laju inflasi tahun kalender hingga Oktober 2017, didominasi lonjakan kenaikan indeks harga kelompok pengeluaran perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 9,25 persen serta transportasi, komunikasi dan jasa keuangan 3,47 persen.

"Inflasi tahun ke tahun sebesar 3,81 persen juga dipengaruhi tingginya perubahan indeks harga kelompok pengeluaran rumah tangga, antara lain perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 9,61 persen, serta transportasi, komunikasi dan jasa keuangan 5,07 persen," kata Hanif.

Sementara pada bulan yang sama, Kota Sampit terjadi Inflasi sebesar 0,13 persen atau mengalami kenaikan indeks harga dari 129,82 di September 2017 menjadi 129.99 di Oktober 2017.

Laju inflasi tahun kalender 2017 tercatat 2,36 persen dengan tingkat inflasi tahun ke tahun sebesar 4,38 persen.

"Inflasi di Kota Sampit dipengaruhi meningkatnya indeks harga kelompok pengeluaran transportasi, komunikasi dan jasa keuangan 0,95 persen, makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 0,68 persen serta perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 0,53 persen," demikian Hanif.