Warga Barito Utara Diminta Waspada Banjir

id BMKG Muara Teweh, Budi Kisworo, Waspada Banjir

Warga Barito Utara Diminta Waspada Banjir

Seorang warga berjalan di atas kayu bulat yang berfungsi sebagai jalan menuju lanting (bangunan terapung) di Sungai Barito yang debit airnya naik di Muara Teweh, Selasa. (Foto Antara Kalteng/Kasriadi)

Muara Teweh (Antara Kalteng) - Masyarakat yang berada di kawasan pinggiran Sungai Barito dan anak sungainya di sejumlah kecamatan di Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah, diminta meningkatkan kewaspadaan terhadap banjir karena tingkat curah hujan di daerah setempat cukup tinggi.

"Saat ini debit air Sungai Barito naik, sehingga kami minta masyarakat agar waspada terhadap banjir akibat meluapnya sungai tersebut," kata Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Muara Teweh, Juli Budi Kisworo di Muara Teweh, Selasa.

Menurut Juli, tingkat curah hujan yang tercacat di kantor BMKG Muara Teweh selama sepekan ini dalam bulan Nopember 2017 sudah mencapai 211 milimeter atau melebihi musim hujan pada bulan Nopember minimal 150 milimeter. Bahkan diprediksi curah hujan selama Nopember tahun ini akan mencapai 300 milimeter.

Pihaknya memprediksi beberapa hari kedepan hujan lebat masih mengguyur daerah ini, kemudian ditambah tingkat curah hujan di wilayah hulu atau di Kabupaten Murung Raya sama besarnya bahkan bisa diatas Muara Teweh, sehingga banjir akan mengancam.

"Jadi masyarakat diminta waspada dan kondisi ini sudah kami informasikan ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Barito Utara," kata Juli.

Sementara Kepala UPTD Dermaga Muara Teweh pada Dinas Perhubungan Barito Utara, Muhammad Nurdin mengatakan sejak hari ini Selasa (7/11) transportasi tongkang yang mengangkut batu bara dan kayu dilarang melewati bawah Jembatan KH Hasan Basri Muara Teweh karena debit air pedalaman Sungai Barito naik.

Sejumlah tongkang bermuatan batu bara maupun kosong sempat melintasi jembatan KH Hasan Basri pada pekan lalu saat debit Sungai Barito normal, namun kini dilarang berlayar.

"Ketinggian air permukaan Sungai Barito pada Selasa (7/11) siang skala tinggi air (STA) Muara Teweh tercatat 11.65 meter menunjukkan angka di atas normal sehingga tongkang dan kapal besar tidak bisa melintas di bawah jembatan sepanjang 270 meter yang dibangun pada 1990 itu," ujar Nurdin.