Sekolah di Pinggir Sungai Dibantu Perahu Bermesin

id BI Kalteng, Wuryanto, SMAN 8 Palangka Raya

Sekolah di Pinggir Sungai Dibantu Perahu Bermesin

Kepala Perwakilan BI Kalteng Wuryanto (kiri) menyerahkan secara simbolis satu unit perahu bermesin kepada Kepala Sekolah SMAN 8 Palangka Raya, Selasa. (Istimewa)

Palangka Raya (Antara Kalteng) - Bank Indonesia Perwakilan Kalimantan Tengah memberikan bantuan satu unit perahu bermesin kepada SMA Negeri 8 Palangka Raya yang terletak di pinggir sungai dan sampai sekarang ini belum tersedia jalur darat untuk menuju ke sekolah tersebut.

Informasi yang diterima bahwa mayoritas para pelajar dan guru harus menggunakan perahu bermesin dengan waktu sekitar 15 menit hanya untuk sampai ke sekolah, kata Kepala Perwakilan BI Kalteng, Wuryanto saat menyerahkan perahu bermesin di SMAN 8 Palangka Raya, Selasa.

"Kami berharap satu unit perahu mesin ini bisa meringankan dan membantu proses belajar mengajar di SMAN 8 ini. Kalau mengenai operasionalnya, kami serahkan sepenuhnya kepada pihak sekolah," tambahnya.

Pemberian bantuan perahu bermesin berkapasitas 10 orang itu merupakan komitmen BI Perwakilan Kalteng dalam memajukan pendidikan. Apalagi wilayah provinsi berjuluk "Bumi Tambun Bungai-Bumi Pancasila" ini nomor dua terluas di Indonesia, namun dari segi anggaran masih relatif minim.

"Sebetulnya, ada beberapa daerah yang sudah BI Perwakilan Kalteng berikan bantuan perahu bermesin untuk sarana pendukungnya. Tentu ini komitmen kami dari BI untuk membantu memajukan dunia pendidikan di Kalteng," kata Wuryanto.

Sementara itu, Kepala Sekolah SMA 8 Palangka Raya, Rifani mengaku terharu dan sangat berterimakasih adanya bantuan perahu mesin dari BI Perwakilan Kalteng. Menurutnya, bantuan tersebut sangat berarti bagi sekolah dalam mengatasi berbagai kesulitan beraktivitas yang sering dialami para pelajar maupun guru.

"Siswa selama ini menggunakan mesin perahu milik sendiri, tapi itu kan harus mengeluarkan banyak uang untuk bahan bakar. Ini sudah ada bantuan kelotok untuk sekolah. Kalau operasionalnya bisa dipikirkan, terpenting ada barangnya," ucap Rifani.

Ia menyebut sebelumnya SMAN 8 sudah pernah mendapat bantuan kelotok dari pemerintah kota Palangka Raya, saat kewenangan pengelolaan SMA masih di tingkat kota. Namun karena sudah lama, kondisi kelotok yang merupakan bantuan dari Pemkot tersebut sudah tidak layak lagi untuk dioperasionalkan.

Pihak SMAN 8 pun pernah pernah mengajukan proposal pada Dinas Pendidikan Provinsi Kalimantan tengah untuk pengadaan kelotok. Hanya, untuk mendapat bantuan tersebut bukan perkara mudah, karena harus melewati berbagai proses yang ada.

"Kami hanya berharap bisa ada tambahan bantuan, karena cukup banyak siswa yang sekolahnya menggunakan kelotok. Kalau ada tambahan satu unit lagi maka akan sangat membantu," demikian Rifani.