Komoditas Pangan Utama Kalteng Mengalami Penurunan Harga

id BI Perwakilan Kalteng, Setian, Komoditas Pangan Utama Kalteng

Komoditas Pangan Utama Kalteng Mengalami Penurunan Harga

BI Perwakilan Kalteng memaparkan kondisi harga komoditas pangan utama selama bulan September dan Oktober serta November 2017 kepada sejumlah wartawan, ruang pertemuan BI Kalteng, Rabu. (Foto Antara Kalteng/Jaya Wirawana Manurung)

Palangka Raya (Antara Kalteng) - Bank Indonesia mencatat rata-rata komoditas pangan utama di Provinsi Kalimantan Tengah pada September-Oktober 2017 relatif mengalami penurunan harga, bahkan menjadi penyumbang deflasi kisaran 0,25 persen (mtm).

Kepala Tim Advisory dan Pengembangan Ekonomi BI Perwakilan Kalteng, Setian di Palangka Raya, Rabu mengatakan komoditas utama yang dipantau yakni beras Jawa dan Lokal, daging ayam ras, bawang merah, cabai rawit dan daging sapi.

"Pantau itu melalui Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) di kota Palangka Raya dan Sampit. Hasil Survey IHK Badan Pusat Statistik (BPS) pada Oktober 2017 kan juga menunjukkan bahwa komoditas utama itu menyumbang inflasi," ucapnya.

Selain September dan Oktober, data BI Kalteng juga mencatat di minggu pertama November 2017 sejumlah komoditas utama di Kalteng, khususnya Kota Palangka Raya dan Sampit juga mengalami penurunan.

Deputi Kepala Perwakilan BI Kalteng ini mengatakan di Kota Palangka Raya harga daging sapi yang semula Rp127.500 per kg pada Oktober 2017 menjadi Rp125 ribu per kg pada November 2017.

"Cabai Rawit di Palangka Raya pada Oktober 2017 harganya dikisaran Rp53.750 per kg menjadi Rp35 ribu pada November 2017. Bawang merah juga turun dari Rp26.200 jadi Rp24 ribu per kg," beber Setian.

Tingginya tangkapan ikan oleh nelayan juga menjadi faktor penurunan harga yang terjadi. Deflasi komoditas ikan layang/benggol di Kota Palangka Raya dan Sampit tercatat masing-masing sebesar -13,64 persen (mtm) dan -9,80 persen (mtm).

"Tingginya peningkatan supply pasokan bawang merah dari hasil panen program penanaman intensif bawang merah mendorong kondisi deflasi yang terjadi," kata Setian.