3 Lokalisasi di Kotawaringin Timur Ditutup Serentak

id pemkab kotim, Kotawaringin Timur, 3 Lokalisasi di Kotawaringin Timur Ditutup Serentak

3 Lokalisasi di Kotawaringin Timur Ditutup Serentak

Pemerintah Kabupaten Kotim menggelar rapat persiapan deklarasi penutupan lokalisasi, Jumat (24/11/17). (Foto Antara Kalteng/Norjani)

Sampit (Antara Kalteng) - Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalteng, akan menutup seluruh lokalisasi setempat secara serentak, ditandai dengan deklarasi penutupan lokalisasi pada 5 Desember.

"Deklarasi penutupan dipusatkan di lokalisasi km 12 Jalan Jenderal Sudirman. Setelah deklarasi itu, tanggal 6 hingga 9 Desember dilakukan pemulangan ke daerah asal," kata Kepala Dinas Sosial Kotawaringin Timur, Agus Tripurna Tangkasiang saat memimpin rapat di Sampit, Jumat.

Deklarasi penutupan lokalisasi dipusatkan di lokalisasi Jalan Jenderal Sudirman km 12. Kegiatan itu akan dipimpin Bupati H Supian Hadi dan Direktur Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial dan Korban Perdagangan Orang Kementerian Sosial, Sonny Manalu.

Berdasarkan data saat sosialisasi pada 29 Oktober lalu, tercatat 239 pekerja seks komersial tersebar di tiga lokalisasi yakni yaitu Jalan Jenderal Sudirman lm 12 Kelurahan Pasir Putih Kecamatan Mentawa Baru Ketapang, lokalisasi di Desa Tangar Kecamatan Mentaya Hulu serta lokalisasi di Desa Mekar Jaya dan Bukit Harapan Kecamatan Parenggean.

Namun hasil verifikasi dan validasi final oleh Kementerian Sosial bersama Dinas Sosial, hanya 133 orang yang berhak menerima bantuan dari pemerintah pusat dengan dibukakan buku tabungan. Sebagian lainnya dinilai tidak memenuhi syarat untuk menerima bantuan karena berbagai sebab yakni tidak memiliki kartu tanda penduduk elektronik, penghuni baru, sehingga tidak termasuk pendataan serta alasan lainnya.

Bantuan yang akan diberikan berupa bantuan jatah hidup Rp2.250.000, bantuan stimulan ekonomi produktif Rp3 juta, dan transportasi lokal Rp250 ribu. Bantuan dengan total Rp5,5 juta itu baru bisa dicairkan setelah pekerja seks komersial tiba kembali di kampung halaman mereka.

Bantuan juga diberikan oleh Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur berupa tiket pesawat dari Sampit ke ibu kota provinsi daerah asal. Selain itu juga ada bantuan peralatan ibadah. Pekerja seks komersial yang dibantu pemerintah daerah, jumlahnya sama dengan yang dibantu pemerintah pusat.

Pekerja seks komersial dipulangkan ke Jawa Timur 73 orang, Jawa Tengah 18 orang, Jawa Barat 12 orang, Kalimantan Selatan dua orang, Seruyan satu orang, Lampung dua orang, Bali satu orang, Nusa Tenggara Barat empat orang, Kalimantan Timur satu orang dan Banten satu orang. Sebagian lainnya memilih bertahan di Kotawaringin Timur dengan menekuni pekerjaan lain.

Dinas Sosial sudah mengirim surat kepada Dinas Sosial di daerah-daerah tujuan atau kampung halaman para pekerja seks komersial. Pemulangan akan didampingi petugas Dinas Sosial hingga penyerahan kepada pemerintah provinsi daerah asal.

"Kami berharap bantuan dan dukungan semua pihak karena kita harus tetap mengawasi pascapenutupan lokalisasi. Jangan sampai muncul masalah baru," kata Agus.

Kepala Satuan Pembinaan Masyarakat Polres Kotawaringin Timur, AKP Kusaini mengingatkan semua pihak mengantisipasi dampak lain yang muncul usai penutupan lokalisasi.

"Jangan sampai (prostitusi) malah masuk ke dalam kota di barak, hotel, losmen dan tempat hiburan malam. Kita antisipasi (PSK) yang tidak dipulangkan. Harus terus dipantau supaya mereka jangan kembali melakukan prostitusi," kata Kusaini.

Sementara itu, banyak masukan dan usulan yang disampaikan dalam rapat tersebut. Di antaranya perwakilan 30 petugas keamanan yang meminta pemerintah daerah memikirkan nasib mereka agar tetap memiliki pekerjaan setelah lokalisasi ditutup.