BPS : Kalteng Alami Inflasi 0,18 Persen

id BPS Kalteng, Bambang Supriono, Kalteng inflasi

BPS : Kalteng Alami Inflasi 0,18 Persen

Ilustrasi. (Istimewa)

Palangka Raya (Antara Kalteng) - Badan Pusat Statistik mencatat Provinsi Kalimantan Tengah pada November 2017 mengalami inflasi sebesar 0,18 persen dengan laju tahun kalender sekitar 2,51 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun sebesar 3,83 persen.

Terjadinya inflasi November 2017 di provinsi ini setelah gabungan Kota Palangka Raya yang terjadi inflasi 0,11 persen dan Sampit inflasi 0,29 persen, kata Kabid Bidang Statistik Distribusi BPS Kalteng, Bambang Supriono saat press rilis di Palangka Raya, Senin.

"Dari 82 kota pantauan Indek harga konsumen (IHK) nasional, 68 kota memang terjadi inflasi, dan hanya 14 kota mengalami deflasi. Inflasi Kota Palangka Raya berada di peringkat 59 dan Sampit di peringkat 36," tambahnya.

Inflasi di Kota Palangka Raya didominasi oleh meningkatnya indeks harga kelompok pengeluaran kesehatan 0,91 persen, pendidikan, rekreasi dan olahraga 0,21 persen serta perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 0,13 persen.

Bambang mengatakan untuk indeks harga kelompok pengeluaran transportasi, komunikasi dan jasa keuangan mengalami penurunan sebesar 0,01 persen dibandingkan bulan sebelumnya atau menjadi menyumbang deflasi.

"Kalau komoditas penyumbang inflasi di Kota Palangka Raya diantaranya daging ayam ras, gabus, obat dengan resep, VCD/DVD player, kacang panjang, kentang, besi beton, tomat sayur, layang atau benggol dan ketimun," beber bambang.

Sementara inflasi di Kota Sampit terutama dipengaruhi meningkatnya indeks harga kelompok pengeluaran perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 0,59 persen, transportasi, komunikasi dan jasa keuangan 0,45 persen, serta makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 0,30 persen.

Kabid di BPS Kalteng ini mengatakan andil penyumbang inflasi di Kota Sampit, yakni daging ayam ras, kayu balokan, jeruk, angkutan udara, udang basah, bawang merah, rokok kretek filter, roti manis dan seng.

"Ini kondisi indeks harga konsumen di Kalteng selama November 2017. Mengenai kenapa bisa hal ini terjadi, sepertinya lebih tepat jika langsung ditanyakan kepada pihak yang berwenang," demikian Bambang.