Tradisi 'Manuyang Anak' Disambut Antusias Masyarakat Sampit

id Manuyang Anak, budaya, tradisi, kotim

Tradisi 'Manuyang Anak' Disambut Antusias Masyarakat Sampit

Tradisi 'manuyang anak' kembali digelar di Sampit, Kamis (14/12/2017) malam. Bupati Kotim H Supian Hadi, Wakil Bupati HM Taufiq Mukri dan Plt Sekda Halikinnor, ikut mencoba ayunan yang disiapkan. (Foto Antara Kalteng/Norjani)

Sampit (Antara Kalteng) - Tradisi "manuyang anak" atau mengayun anak masih dilestarikan di masyarakat Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tegah, dan selalu disambut antusias masyarakat.

"Acara ini harus dipertahankan. Kalau bisa, pesertanya lebih banyak lagi karena kasihan banyak warga yang ingin ikut tapi jumlahnya dibatasi. Masyarakat pasti mendukung acara-acara seperti ini," kata Siti, salah seorang warga Sampit, Kamis.

Tradisi `manuyang anak` merupakan simbol kasih sayang orangtua terhadap anak. Dulunya, tradisi masyarakat saat mengayun anak sambil membaca salawat dan doa-doa untuk kebaikan anaknya kelak.

Tahun ini tradisi "Manuyang Anak" anak dilaksanakan di Gedung Serbaguna Sampit pada Kamis malam. Meski banyak warga yang ingin mendaftar, namun panitia membatasi hanya untuk 100 peserta atau seratus ayunan agar suasananya nyaman dan tidak berdesakan.

Seperti biasa, tradisi yang selalu digelar di bulan Rabiul Awal atau bulan Maulid ini selalu disambut antusias. Masyarakat memadati Gedung Serbaguna untuk menyaksikan anak atau kerabat mereka yang masih kecil, mengikuti acara `manuyang anak`. Bupati H Supian Hadi juga hadir menyaksikan acara ini.

Anak yang menjadi peserta "Manuyang Anak" adalah usia satu hari hingga 12 bulan. Acara dimulai dengan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, kemudian acara tasmiyah atau pemberian nama untuk sejumlah anak yang baru lahir, kemudian seremonial mengayun anak.

"Selain melestarikan tradisi budaya yang bernuansa Islam, tradisi ini juga kini dikemas menjadi agenda pariwisata daerah," kata Wakil Bupati HM Taufiq Mukri.

Pihak orangtua sangat gembira anak mereka bisa mengikuti agenda tahunan tersebut. Apalagi, panitia menyiapkan bingkisan untuk anak-anak yang menjadi peserta.

Meski kegiatan ini digelar malam hari, ternyata banyak masyarakat yang datang menyaksikan. Bahkan beberapa orang mengaku datang dari luar Kotawaringin Timur karena mengetahui ada anak kerabat mereka yang ikut menjadi peserta `manuyang anak`.

"Acara ini dikemas lebih menarik agar makin menarik minat wisatawan untuk datang menyaksikan. Ini sesuai tekad kita untuk menjadi daerah tukuan wisata. Pemerintah daerah terus mengembangkan sektor pariwisata karena potensinya sangat besar untuk mendukung perekonomian daerah dan masyarakat," kata Taufiq.

Masyarakat sangat mendukung acara "Manuyang Anak" terus dilestarikan karena sangat positif. Bagi umat Islam, acara ini sangat bagus untuk kembali menggugah kesadaran dan meningkatkan keimanan.