BI Prediksi Ekonomi Kalteng Akan Tumbuh Tujuh Persen, Karena Hal Ini

id BI Kalteng, Wuryanto, Ekonomi Kalteng

BI Prediksi Ekonomi Kalteng Akan Tumbuh Tujuh Persen, Karena Hal Ini

Kepala Perwakilan BI Kalteng Wuryanto (baju merah) memberikan plakat kepada Gubernur Kalteng Sugianto Sabran saat Pertemuan Tahunan 2017, Palangka Raya, Kamis (21/12). (Foto Antara Kalteng/Jaya Wirawana Manurung)

Palangka Raya (Antara Kalteng) - Bank Indonesia memprediksi pertumbuhan ekonomi Provinsi Kalimantan Tengah pada tahun 2018 kisaran 6,6 sampai tujuh persen, karena didorong peningkatan APBD, perbaikan infrastruktur, sinergi kebijakan dan meningkatnya peran sektor perbankan.

Perkiraan inflasi di provinsi ini pada tahun 2018 juga masih akan berada kisaran 3,5 plus minus 1 persen year on year, kata Kepala Perwakilan BI Kalteng, Wuryanto saat pertemuan tahunan 2017 di Palangka Raya, Kamis.

"Untuk angka inflasi tentunya didukung dengan adanya komitmen pemerintah daerah Kalteng, sinergi Tim Penanggulangan Inflasi Daerah (TPID) dan program-program unggulan yang bertujuan menjaga agar tetap stabil," ucapnya.

Sementara untuk pertumbuhan ekonomi triwulan III tahun 2017 di provinsi berjuluk "Bumi Tambun Bungai-Bumi Pancasila" ini sekitar 6,13 persen. Jika dilihat secara regional, pertumbuhan ekonomi Kalteng lebih tinggi Provinsi Kalimantan Barat dan Kalimantan Timur, bahkan Nasional yag hanya sekitar 5,06 persen.

Wuryanto mengatakan, walau angka pertumbuhan ekonomi Kalteng cenderung baik, namun cenderung masih eksklusif terhadap kesejahteraan masyarakat. Di mana porsi perekonomian masih dikuasai korporasi, utamanya komoditas kelapa sawit dan batu bara.

"Ini terlihat dari sisi penawaran. Di mana ekspor Kalteng masih didominasi dengan sumber daya alam. Jadi, kedepan perlu ada fasilitas pengelohan bahan baku di provinsi ini," harapnya.

Kepala BI Kalteng ini menyebut pertumbuhan ekonomi provinsi nomor dua terluas di Indonesia dapat ditingkatkan dengan hilirisasi bahan baku dan diversifikasi sumber pertumbuhan ekonomi melalui pengembangan sektor wisata.

"Namun ada beberapa ada permasalahan. Yaitu, soal rendahnya elektrifikasi yang saat ini masih 75 persen. Belum lagi minimnya infrastruktur penunjang ekspor dan permasalahan sengketa lahan. Ini kendala hilirisasi yang terjadi di Kalteng," kata Wuryanto.

Pertemuan Tahunan 2017 yang diselenggarakan BI Kalteng ini dihadiri Gubernur Kalteng Sugianto Sabran, Kepala Satuan Organisasi Perangkat Daerah (KSOPD), Perbankan, pengusaha dan elemen lainnya.