Masyarakat Diminta Waspada Terkait Meningkatnya Serangan Buaya di Kotim

id BKSDA Pos Jaga Sampit, Muriansyah, buaya

Masyarakat Diminta Waspada Terkait Meningkatnya Serangan Buaya di Kotim

Seekor buaya sedang berjemur di bantaran sungai. Menurut warga, buaya itu terlihat di Pulau Lepeh, Kotim. (Istimewa)

Sampit (Antaranews Kalteng) - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Kalimantan Tengah, mengingatkan masyarakat Kabupaten Kotawaringin Timur, lebih waspada beraktivitas di sungai, seiring meningkatnya serangan buaya.

"Selain mengimbau agar masyarakat mewaspadai serangan buaya, kami juga memberikan pengarahan kepada warga dan perangkat desa terkait Undang-Undang tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya," kata Komandan BKSDA Pos Jaga Sampit, Muriansyah di Sampit, Jumat.

Muriansyah bersama anggotanya mengunjungi Basuni (58) warga Desa Sungai Paring Gang Darul Ibadah Kecamatan Cempaga yang digigit buaya pada Kamis (28/12) dini hari. Selain memberikan bantuan biaya berobat kepada korban, tim juga memeriksa lokasi tempat kejadian ketika korban disambar buaya.

Basuni disambar buaya saat mengambil air wudhu di Sungai Cempaga untuk Salat Subuh. Tangan kanannya diterkam buaya yang kemudian menariknya ke sungai. Untungnya Basuni mampu melawan sehingga gigitan buaya terlepas dan dia berhasil selamat meski harus mendapat empat jahitan di tangan kanannya akibat luka gigitan buaya.

Berdasarkan keterangan korban, diduga buaya sepanjang dua meter yang menggigit Basuni adalah buaya jenis sinyulong atau sering disebut buaya capit karena mulutnya yang panjang. Buaya yang biasanya memakan ikan itu diduga kelaparan sehingga menggigit manusia.

Hasil pengecekan lokasi insiden, lokasi serangan buaya berada di daerah padat penduduk. Aktivitas masyarakat di sungai selebar 30 meter itu cukup tinggi, baik untuk mandi, mencuci dan buang air besar, maupun sebagai jalur transportasi sungai menuju kebun masyarakat di kawasan seberang sungai.

BKSDA mengimbau masyarakat lebih berhati-hati saat beraktivitas di sungai atau tepi sungai, terutama subuh, pagi, sore dan malam hari karena rawan muncul buaya. Masyarakat juga diimbau tidak membuang bangkai ayam ke sungai karena bisa memancing kedatangan buaya.

Masyarakat diminta berusaha tidak menangkap buaya karena berisiko tinggi bagi keselamatan. Jika mengetahui kemunculan buaya, masyarakat diminta segera melaporkan kepada BKSDA.

"Kami juga mengimbau, stop aktivitas pencarian ikan yang menyalahi aturan. Info yang didapat, di sepanjang Sungai Cempaga masih ada aktivitas penyetruman dan peracunan ikan. Ini berpengaruh terhadap makin berkurangnya populasi ikan yang merupakan sumber makanan buaya," kata Muriansyah.

Sebulan terakhir, sudah terjadi dua kali serangan buaya terhadap warga Kotawaringin Timur. Minggu (17/12) lalu, seorang ibu bernama Rusmini (31), warga Samuda, Kecamatan Mentaya Hilir Selatan, disambar buaya saat mencuci pakaian di Sungai Mentaya sekitar pukul 19.00 WIB.

Beruntung dia selamat setelah menyolok mata buaya dengan jarinya sehingga buaya melepaskan gigitan. Konflik buaya dengan manusia di Kotawaringin Timur makin meningkat. Masyarakat diimbau lebih waspada saat beraktivitas di sungai.