Selama Desember 2017 provinsi ini inflasi 0,65 persen dengan laju inflasi tahun kalender 2017 sebesar 3,18 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun sebesar 3,18 persen, kata Kepala BPS Kalteng Hanif Yahya saat jumpa pers di Palangka Raya, Selasa.
"Komponen inti memiliki andil inflasi selama Desember 2017 di Kalteng karena Kota Palangka Raya mengalami inflasi 0,67 persen dan Sampit 0,61 persen. Meskipun begitu, angka Inflasi selama tahun 2017 masih sesuai dengan target Pemprov Kalteng," tambahnya.
Inflasi di Kota Palangka Raya selama Desember 2017 yang terjadi inflasi 0,67 persen dipengaruhi kenaikan indeks harga pada kelompok bahan makanan 2,28 persen sandang 1,22 persen, serta transportasi, Komunitas dan jasa keuangan 0,53 persen.
Hanif mengatakan di Kota Palangka Raya indeks harga komoditas yang mendorong terjadinya inflasi didominasi daging ayam ras 0,10 persen, telur ayam ras 0,08, dan beberapa jenis ikan air tawar antara 0,02 hingga 0,04 persen.
"Angkutan udara baik di Kota Palangka Raya maupun di Kota Sampit memang cukup tinggi untuk mempengaruhi terjadinya Inflasi yakni untuk Palangka Raya sebesar 0,08 persen dan Sampit sebesar 0,04 persen," bebernya.
Sementara untuk Kota Sampit juga mengalami inflasi sebesar 0,61 persen yang dipengaruhi adanya kenaikan indeks harga pada kelompok bahan makanan 1,85 persen, serta makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau mencapai 0,33 persen.
Dia mengatakan inflasi di Sampit juga didorong daging ayam ras 0,11 persen, beras 0,09 persen, telur ayam ras 0,06 persen, ikan selar 0,05 persen, dan bawang merah 0,04 persen, disusul komoditas rokok kretek filter 0,02 persen.
"Dari 82 Kota pantauan Indeks Harga Konsumen (IHK) secara nasional, seluruh Kota mengalami inflasi di Desember 2017. Inflasi tertinggi terjadi di Jayapura sebesar 2,28 persen, dan inflasi terendah di Sorong sebesar 0,18 persen," demikian Hanif.