Dari Ratusan Kabupaten se Indonesia, Bartim Terpilih Melaksanakan Program Ini

id Ampera AY Mebas,Bupati Bartim,program padat karya,pengangguran

Dari Ratusan Kabupaten se Indonesia, Bartim Terpilih Melaksanakan Program Ini

Bupati Barito Timur Ampera AY Mebas. (Foto Antara Kalteng/Habibullah)

...program padat karya merupakan kegiatan pembangunan proyek yang lebih banyak menggunakan tenaga manusia dalam jumlah besar, sebagai pembuka lapangan kerja bagi keluarga-keluarga miskin atau kurang mampu...
Tamiang Layang (Antaranews Kalteng) - Sepuluh desa di Kabupaten Barito Timur, Kalimantan Tengah mendapat program padat karya tunai di tahun 2018 ini. 

Bupati Bartim Ampera AY Mebas, Minggu mengatakan, program padat karya merupakan kegiatan pembangunan proyek yang lebih banyak menggunakan tenaga manusia dalam jumlah besar, sebagai pembuka lapangan kerja bagi keluarga-keluarga miskin atau kurang mampu yang mengalami kehilangan penghasilan atau pekerjaan tetap.

"Dari ratusan kabupaten di Indonesia, Kabupaten Bartim terpilih sebagai pelaksana program padat karya dengan sasaran 10 Desa. Maka kita patut bersyukur atas program yang diberikan ini," kata Ampera AY Mebas.

Sepuluh desa yang melaksanakam program padat karya tunai tahun ini diantaranya, Mangkarap di Kecamatan Dusun Timur, Rodok dan Ampah Dua di Kecamatan Dusun Tengah, Muara Pelantau, Ketap, Kupang Bersih, Bararawa, Bambulung, Muru Duyung, serta Putut Tauluh berada di Kecamatan Pematang Karau.

Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Bartim, Drs Kardinal mengatakan, proyek padat karya merupakan program pemerintah pusat yang dirajut dengan kesepakatan bersama antara Mendagri, Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal, Menteri Keuangan dan PPN atau kepala Bappenas.

Tujuan program ini, untuk memberi lapangan kerja, dalam arti lain mengurangi pengangguran dengan sistem pemberdayaan penduduk lokal untuk meningkatkan kesejahteraaan masyarakat.

Kardinal menambahkan, program padat karya tunai dinilai cukup berdampak signifikan membantu masyarakat meningkatkan kesejahteraan terlebih meningkatkan perekonomian mereka.

"Program ini bukan mengedepankan kualitas hasil tapi sasaran yang harus tepat yakni keluarga maskin, pengangguran, keluarga yg punya balita kurang gizi dan sejenisnya. Karena program ini mengutamakan metode 30 persen upah, dan 70 persen untuk pengadaan material yang berasal dari Desa itu," terang Kardinal.

Untuk itu, Kardinal meminta Pemerintah Desa turut mensukseskan program ini demi meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya.