DPRD Ingatkan Warga Dibantaran Sungai Kahayan Selalu Waspada, Karena Hal Ini

id DPRD Palangka Raya,sungai kahayan,Sugianor,lanting

DPRD Ingatkan Warga Dibantaran Sungai Kahayan Selalu Waspada, Karena Hal Ini

Anggota Komisi B DPRD Kota Palangka Raya, Sugianor (kanan) bersama Anggota Komisi A DPRD Kota Palangka Raya, Diu Husaini (kiri) saat berolahraga sepeda. (Foto Antara Kalteng/Rendhik Andika)

Palangka Raya (Antaranews Kalteng) - Anggota DPRD Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah, Sugianor meminta kepada warga yang bermukim dibantaran Sungai Kahayan wajib waspada, karena debit air sungai mulai tinggi.

"Saya hanya mengingatkan kepada warga yang tinggal pinggiran sungai agar lebih waspada terutama menjaga anak-anaknya yang masih balita karena rawan tercebur ke sungai," kata Sugianor di Palangka Raya, Selasa.

Naiknya debit air Sungai Kahayan yang diduga kiriman Sungai Rungan, sampai saat ini masih bertahan dan belum menurun.

Akibat tingginya air tersebut, banyak sampah serta tumbuhan yang hanyut ke sugai dan tersangkut di pemukiman warga khususnya yang tinggal di lanting.

"Kalau bisa segera dibersihkan sampah yang nyangkut di dekat lanting warga, sebab sampah tersebut bisa menjadi sumber penyakit," ucapnya.

Kendati belum ada warga yang terkena penyakit akibat banyaknya sampah disekitar lanting, tidak ada salahnya masyarakat bergerak untuk membersihkannya.

Hal ini bertujuan agar masyarakat kita tidak terkena dampak penyakit yang biasa menyerang kapan saja seperti demam berdarah, gatal-gatal serta lain sebagainya.

"Imbauan ini tidak lain adalah untuk masyarakat itu sendiri. Kalau lingkungan kita bersih, tentunya pola hidup kita juga bersih," tegasnya.

Di informasikan, sebelumnya tingginya debit air Sungai Kahayan juga sudah menelan korban seorang balita berumur empat tahun yang tinggal di Jalan Kalimantan gang Kenanga,Kelurahan Pahandut, Kecamatan Pahandut.

Balita tersebut dinyatakan meninggal lantaran sempat berada di dalam sungai selama setengah jam. Tim medis rumah sakit Bhayangkara ketika hendak memberikan pertolongan, sudah tidak sempat.

Alhasil balita tersebut menghembuskan napas terakhirnya, sehingga membuat keluarganya merasa tidak percaya dengan peristiwa itu.