Ketua DPRD ingatkan masyarakat jaga kerukunan antarumat

id dprd palangka raya, sigit k yunianto, kerukunan umat beragama

Ketua DPRD ingatkan masyarakat jaga kerukunan antarumat

Ketua DPRD Palangka Raya, Sigit K Yunianto. (Foto Antara Kalteng/Rendhik Andika)

Palangka Raya (Antaranews Kalteng) - Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Palangka Raya, Sigit K Yunianto mengajak seluruh elemen masyarakat di kota setempat selalu menjaga kerukunan antarumat dan tidak mudah terprovokasi isu yang menyesatkan.

"Saya mengajak masyarakat jangan mudah terpancing dengan penyebaran isu dan informasi yang merusak rasa persaudaraan dan persatuan yang selama ini terjalin di kota kita," kata Sigit di Palangka Raya, Senin.

Pernyataan tersebut diungkapkan dia terkait peristiwa penyerangan di Gereja Santa Lidwina di Jalan Jambon, Bedhog, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta yang menimbulkan banyak prasangka di tengah masyarakat.

"Kami mengutuk keras segala macam teror, penyerangan, perusakan tempat-tempat umum khususnya tempat ibadah milik siapa pun karena hanya akan menimbulkan keresahan," katanya.

Politisi PDI Perjuangan ini juga menyerukan kepada warga di Kota Palangka Raya selalu waspada, berhati-hati namun tanpa ada rasa saling mencurigai antar masyarakat.

"Semua prasangka buruk hanya akan menimbulkan rasa takut dan tidak tenteram. Kita harus meningkatkan kewaspadaan bukan kecurigaan," katanya.

Sigit pun mengajak seluruh elemen masyarakat di Kota Palangka Raya selalu menjunjung tinggi dan mengamalkan nilai-nilai falsafah "Huma Bentang" yang selama ini menjadi pedoman berkehidupan bermasyarakat.

"Kami juga berpesan agar masyarakat selalu menyaring dan memilah serta memastikan kebenaran setiap informasi yang beredar. Terlebih lagi yang beredar luas di media sosial yang sangat mudah diakses dan disebar namun belum tentu kebenarannya," katanya.

Huma Betang dalam bahasa Indonesia disebut rumah panjang yang sebenarnya merupakan rumah tradisional Suku Dayak. Huma Betang bukan hanya sekadar bangunan untuk tempat tinggal, melainkan merupakan cerminan kebersamaan dalam kehidupan sehari-hari suku Dayak di tengah keberagaman yang ada.