Pemkab Kotim salurkan bantuan korban banjir ke 19 desa

id sekda kotim,halikinnor,korban banjir

Pemkab Kotim salurkan bantuan korban banjir ke 19 desa

Sekda Kotim Halikinnor didampingi Kepala Pelaksana BPBD Kotim Muhammad Yusuf saat penyaluran bantuan untuk korban banjir, Senin (12/2/2018). (Foto Antara Kalteng/Norjani)

Sampit (Antaranews Kalteng) - Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, menyalurkan bantuan 890 paket kebutuhan pokok untuk korban banjir di 19 desa di lima kecamatan.

"Bantuan baru disalurkan karena awal tahun ini proses pencairan anggaran membutuhkan waktu. Tapi selanjutnya kalau diperlukan bantuan, saya yakin tidak ada kendala," kata Sekretaris Daerah Kotawaringin Timur, Halikinnor di Sampit, Senin.

Selama 22Januari-7 Februari 2018 Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur memberlakukan status tanggap darurat bencana banjir. Status itu menjadi dasar pemerintah daerah untuk menggelontorkan bantuan untuk korban banjir karena masih dibutuhkan meski sudah ada 11 perusahaan dan organisasi yang memberikan bantuan untuk korban banjir.

Bantuan diberikan kepada korban banjir di 19 desa yang tersebar di Kecamatan Tualan Hulu, Cempaga Hulu, Parenggean, Kotabesi, dan Bukit Santuai. Penyerahan dilakukan secara simbolis kepada camat atau perwakilan kecamatan.

Halikinnor didampingi Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kotawaringin Timur, Muhammad Yusuf, memberangkatkan bantuan menuju desa-desa penerima bantuan. Sebelumnya, Halikinnor sempat memeriksa bantuan yang akan disalurkan.

Bantuan yang disalurkan berupa paket berisi satu dus mi, satu kilogram ikan kering, lima ikam kaleng, dua kilogram minyak goreng, dua kilogram gula pasir, lima bungkus kopi, dan satu kotak teh.

Sekda Kotim Halikinnor didampingi Kepala Pelaksana BPBD Kotim Muhammad Yusuf saat penyaluran bantuan untuk korban banjir, Senin (12/2/2018). (Foto Antara Kalteng/Norjani)

Halikinnor mengatakan saat ini masih banyak warga yang tinggal di bantaran sungai menyebabkan saat sungai meluap ketika hujan deras, permukiman terendam sehingga aktivitas perekonomian dan ibadah warga menjadi terganggu.

"Saat saya menjadi camat, dulu pernah disiapkan kawasan untuk relokasi tapi tidak ditempati. Masyarakat menganggap banjir hal biasa, tetapi pemerintah yang tidak enak. Mudah-mudahan secara bertahap masyarakat mau pindah ke daerah aman," harap Halikinnor.

Sejak 8 Februari 2018 status telah diturunkan menjadi siaga darurat bencana banjir. Status tersebut akan dievaluasi lagi dengan mempertimbangkan kondisi di lapangan.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kotawaringin Timur, Muhammad Yusuf mengatakan, saat ini banjir masih terjadi di satu desa di Kecamatan Bukit Santuai. Tinggi banjir berkisar 30 hingga 40 centimeter dan berangsur surut.

"Kami tetap memantau dan terus berkoordinasi. Kalau kondisi berubah, kecamatan diharapkan segera melaporkan sehingga bisa cepat ditanggulangi," kata Yusuf.

Saat ini curah hujan mulai berkurang dan diperkirakan terjadi hingga Agustus 2018. Potensi banjir mulai menurun, namun kini giliran potensi kebakaran hutan dan yang perlu diwaspadai.