Ini cara tangani kerusuhan pilkada Kalteng ala Polri-TNI

id Polda Kalteng,simulasi pilkada,Kapolda Kalteng, Anang Revandoko

Ini cara tangani kerusuhan pilkada Kalteng ala Polri-TNI

Ilustrasi - Simulasi Pengamanan Pilkada Kalteng. (Foto Antara Kalteng/Rendhik Andika)

...kami bersama TNI dan masyarakat akan melakukan upaya penanganan dan pengamanan secara maksimal. Pengamanan dan penanganan itu pun akan dilakukan di darat, sungai bahkan udara
Palangka Raya (Antaranews Kalteng) - Personel Polda Kalimantan Tengah dan Korem 102 Panju-Panjung mempertontonkan dan mensimulasikan cara pihaknya menangani berbagai kerusuhan yang mungkin ditimbulkan pihak-pihak tertentu selama pelaksanaan pemilihan kepala daerah serentak tahun 2018.

Simulasi yang dipusatkan di Bundaran Besar Kota Palangka Raya itu dipimpin langsung Kapolda Kalteng Brigjen Pol Anang Revandoko dan turut dihadiri Gubernur Kalteng Sugianto Sabran serta seluruh pasangan calon Kepala Daerah di 11 Kabupaten/Kota se-Kalteng, Rabu.

"Apapun kondisi yang terburuk, kami bersama TNI dan masyarakat akan melakukan upaya penanganan dan pengamanan secara maksimal. Pengamanan dan penanganan itu pun akan dilakukan di darat, sungai bahkan udara," kata Kapolda Kalteng, Anang Revandoko.

Pilkada serentak pada tahun 2018 untuk Provinsi Kalteng akan diselenggarakan di Kota Palangka Raya, Kabupaten Pulang Pisau, Kapuas, Gunung Mas, Katingan, Seruyan, Sukamara, Lamandau, Barito Timur, Barito Utara dan Murung Raya.

Perwira bintang satu ini pun menegaskan pihaknya bersama TNI akan selalu siap membantu Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) dalam mensuksekan seluruh proses dan tahapan Pilkada 2018.

"Wilayah di Kalteng ini kan ada yang hanya dapat dijangkau melalui sungai. Jadi Direktorat Polisi Air (Ditpolair) telah disiapkan dan dikerahkan untuk membantu penyelenggara pemilu. Ini kita lakukan agar pilkada di 11 Kabupaten/kota se-Kalteng berlangsung aman dan damai," kata Revandoko.

Sementara itu Ketua Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kalteng, Satriadi mengatakan tantangan berkualitasnya pelaksanaan Pilkada adalah politik uang. Praktik bagi-bagi uang maupun barang, seperti sembako hingga pembangunan sarana publik merupakan contoh kasus maraknya pelanggaran pemilu terkait politik uang.

Tantangan lain dalam pilkada adalah politik identitas atau suku, agama dan ras (Sara). Di mana aspek politik identitas ini didominasi oleh tingginya kerawanan pada indikator substansi materi kampanye dalam berbagai bentuk dan media, adanya hubungan kekerabatan antara calon, dan substansi materi kampanye dalam berbagai bentuk dan media.

"Menghadapi tantangan itu, kami dari Bawaslu Kalteng mengajak seluruh komponen masyarakat untuk sama-sama mewujudkan Pilkada yang bersih, berkualitas, dan menjunjung nilai-nilai luhur bangsa," demikian Satriadi.