DPRD Kotim dorong pengembangan usaha ikan Jelawat

id dprd kotim,Supriadi MT,ikan Jelawat

DPRD Kotim dorong pengembangan usaha ikan Jelawat

Wakil Ketua DPRD Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, Supriadi MT. (Foto Antara Kalteng/Untung Setiawan)

Sampit (Antaranews Kalteng) - Wakil Ketua DPRD Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, Supriadi MT mendorong pemkab untuk mengembangkan usaha ikan jelawat bagi masyarakat setempat.

"Pemkab Kotim telah mematenkan ikan jelawat sebagai ikon daerah, namun sayangnya belum disinergikan dengan hasil pengembangan ikan jelawat. Untuk itu kita terus mendorong pengembangan terhadap jenis ukan jelawat tersebut," katanya di Sampit, Minggu.

Menurut Supriadi, ikon jelawat sampai saat ini hanya sekadar ikon msih belum di tunjang dengan budidaya ikannya.

"Mestinya budidaya itu harus lebih di galakan lagi dan semaksimal mungkin. Karena percuma ada ikon tapi ikannya sulit ditemukan," katanya.

Supriadi menilai pembangunan ikon jelawat yang dilanjutkan lagi dengan anggaran sekitar 36 miliar di tahun 2018 merupakan langkah yang tidak tepat. Sebab, pemberdayaannya tidak berjalan dengan maksimal.

Sejatinya pemerintah daerah harus gencar membudidayakannya sehingga ikan jelawat pada akhirnya mudah ditemui di Kotawaringin Timur.

Pemerintah daerah dengan menjadikan Kotawaringin Timur sebagai daerah tujuan wisata dengan ikon ikan jelawat, seharusnya mampu menyediakan ikan jelawat. Sebab wisatawan bisa di pastikan akan melihat dan merasakan ikan yang di jadikan ikon tersebut.

"Sekarang masyarakat memilih budidaya ikan yang lain. Selain jelawat ini tergolong ikan yang sulit di kembangkan karena sensitif dan mudah mati juga harus memerlukan biaya besar untuk membudidayakannya, sedangkan pemerintah daerah masih seadanya saja memberdayakan masyarakat untuk mengembangkan" terangnya.

Supriadi memang salah satu anggota DPRD Kotawaribgin Timur sejak awal yang menolak pembangunan ikon jelawat dengan anggaran puluhan miliar.

Dipembangunan tahap pertama lalu dengan anggaran puluhan miliar, fraksi Golkar konsisten menolak persetujuan. Namun, karena kalah jumlah dalam pengambilan suara di lembaga penolakan fraksi dari partai berlambang pohon beringin ini berujung sia sia.

Tahun ini, pemerintah daerah kembali melakukan penambahan fasilitas di ikon jelawat. Sedikitnya Rp36 miliar yang akan dialokasikan selama 3 tahun berturut-turut.

Rencananya di sekitar bangunan ikon itu akan dibangun lagi aquarium raksasa beserta dengan menara pandang setinggi 24 meter. Hal ini diharapkan menjadi daya pikat kota Sampit untuk menarik wisatawan dari luar daerah.

Supriadi juga mempertanyakan, sejak diresmikan ikon jelawat tersebut apakah sudah memberikan imbal balik untuk kesejahteraan masyarakat atau belum. Apabila masih belum maka artinya anggaran yang ditanamkan di ikon itu berpotensi sia-sia.

Anggaran itu tentunya tidak lagi jadi anggaran yang produktif dan berdaya guna.

"Kalau tidak ada imbal baliknya untuk kesejahteraan masyarakat artinya itu jadi anggaran konsumtif padahal dulu saat dikampanyekan bahwa ikon itu akan berdampak positif, anggaran yang dialokasikan dianggap sebagai investasi dan bernilai anggaran produktif," demikian Supriadi.