Manggala Agni Muara Teweh patroli cuaca panas

id Manggala Agni Muara Teweh,Aswaludin,kebakaran lahan

Manggala Agni Muara Teweh patroli cuaca panas

Petugas Manggala Agni Muara Teweh bertemu seorang warga untuk mensosialisasikan bahaya kebakaran lahan dan hutan di Kelurahan Jambu Kecamatan Teweh Baru. (Foto Manggala Agni Muara Teweh)

Muara Teweh (Antaranews Kalteng) - Manggala Agni Daerah Operasi wilayah IV Muara Teweh Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah melaksanakan patroli rutin setiap hari terutama saat cuaca panas untuk mengantisipasi kebakaran hutan dan lahan.

"Petugas kami setiap hari selalu melakukan patroli di sejumlah kawasan yang rawan terjadi kebakaran hutan dan lahan terutama saat cuaca panas," kata Kepala Manggala Agni Daops IV Muara Teweh, Aswaludin, Minggu.

Menurut Aswaludin, patroli rutin mandiri ini tetap dilaksanakan meski belum memasuki musim kemarau atau belum berlakukan siaga bencana, namun pihaknya tetap waspada untuk pencegahan kebakaran hutan dan lahan.

Meski musim hujan, kata dia, namun dalam dua bulan terakhir telah terjadi kebakaran hutan dan lahan yakni pada tanggal 9 Januari 2018 terjadi kebakaran lahan di sekitar Desa Sei Rahayu Kecamatan Teweh Tengah seluas 3,64 hektare.

"Untuk bulan ini yakni pada 3 Februari 2018 juga terjadi kebakaran lahan di wilayah Kelurahan Jingah Kecamatan Teweh Baru seluas 0,3 hektare," katanya.

Aswaludin mengatakan selain melakukan pencegahan kebakaran, pihaknya juga melakukan sosialisasi tentang bahaya serta dampak kebakaran hutan dan lahan kepada masyarakat setempat.

Selain itu memberikan anjuran agar mengolah lahan dengan cara yang tidak dibakar agar tak berdampak Karhutla yang dapat merugikan lingkungan.

"Untuk saat ini memang masih dilakukan patroli rutin, sedangkan siaga bencana biasanya menunggu ketetapan dari Gubernur Kalteng, Sugianto Sabran," kata Aswaludin.

Sementara Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Muara Teweh Juli Budi Kisworo mengatakan tingkat curah hujan bulan Januari sampai awal Februari 2018 rendah sehingga cuaca di daerah ini panas yang rawan terjadi kebakaran hutan dan lahan.

"hujan di bulan Januari hanya 150 mm atau di bawah normal, sedangkan normalnya mencapai 285 mm, sedang Februari sampai Sabtu (17/2) sudah mencapai 250 mm mendekati normal 283 mm," kata dia.

Juli mengatakan untuk prediksi musim kemarau, masih belum diketahui, namun curah hujan kurang atau kecil biasanya terjadi di bulan Juli dan Agustus, tapi terlalu jauh untuk diprediksi.

"Untuk bulan Pebruari sampai Mei diprediksi masih normal, karena mash banyak hujan," ujar Juli.