DPRD Kotim sebut pengungkapan kasus jutaan zenith tak ada kejelasan

id DPRD Kotim, rimbun, kasus Jutaan Zenith Kotim tak ada kejelasan

DPRD Kotim sebut pengungkapan kasus jutaan zenith tak ada kejelasan

Ilustrasi - Zenith. (Foto Antara)

Sampit (Antaranews Kalteng) - Ketua Fraksi PDIP DPRD Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, Rimbun menilai pengungkapan kasus narkoba berupa 3,7 juta pil zenith yang masuk ke Kotim sampai saat ini belum ada kejelasan.

"Diharapkan polisi bekerja secara profesional dan terbuka karena ini kasus besar, sehingga tidak bisa dianggap remeh," katanya di Sampit, Senin.

Rimbun mengatakan, narkoba jenis zenith 3,7 juta butir tersebut diangkut dengan menggunakan dua unit truk, dan diamankan jajaran Polres Kotim pada awal Desember 2017 di pelabuhan Sampit.

"Sampai sekarang polisi masih belum mampu mengungkap dan menyeret pemilik narkoba yang dikirim dari pelabuhan Tanjung Mas, Semarang tersebut. Jadi wajar jika kami mempertanyakan perkembangan penanganan kasusnya," tegasnya.

Rimbun mengaku sampai sekarang lembaga di DPRD Kotawaringin Timur masih menunggu sejauh mana pengungkapannya karena ini adalah hal yang ditunggu publik sampai kapanpun.

"Saya bukannya mengintervensi kasus yang tengah diselidiki, tapi waktu yang sudah beberapa bulan ini belum ada perubahan signifikan. Dan masyarakat sering mempertanyakannya ke kami sampai di mana penangannya," ucapnya.

Diakuinya sejak tertangkapnya zenith dua truk itu peredaran narkoba jenis zenith di sekitar kota Sampit cenderung menurun.

Kondisi itu terjadi, semangat masyarakat untuk turut serta memerangi peredaran narkoba sudah kian meningkat.

"Pengungkapan kasus ini tetap akan menjadi sorotan kami agar penangannya di lakukan secara profesional, sehingga tidak hanya sopir truk yang menjadi tersangka, namun juga pemilik narkoba tersebut," ungkapnya.

Rimbun juga mempertanyakan rencana aksi damai untuk mendorong aparat kepolisian mengungkap peredaran narkoba yang dibatalkan. Padahal dia sudah mengapresiasi dan mendukung gebrakan masyarakat yang dianggap jadi pahlawan ditengah kondisi darurat narkotika seperti sekarang.

"Soal aksi demo yang dibatalkan kita cukup sayangkan. Bagaimanapun aksi itu sempat heboh dan sangat ditunggu agar aparat bisa lebih berani dalam pengungkapan kasus narkoba," demikian Rimbun.