Harga cabai di Sampit capai Rp100 ribu/kg? Ini penyebabnya!

id cabai,harga cabai,sampit

Harga cabai di Sampit capai Rp100 ribu/kg? Ini penyebabnya!

Harga cabai rawit di Sampit melambung tinggi akibat pasokan dari luar daerah berkurang. (Foto Antara Kalteng/Norjani)

Sampit (Antaranews Kalteng) - Sempat turun pekan lalu, kini harga cabai rawit di pasar tradisional di Sampit Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, kembali melambung, bahkan mencapai Rp100.000 per kilogram.

"Barangnya sedikit makanya harganya naik. Di agennya sudah naik, jadi kami pun terpaksa menyesuaikan. Ini tadi juga mengambilnya tidak berani banyak, takut tidak laku," kata Diah, seorang pedagang di Sampit, Jumat.

Di sejumlah pasar tradisional dan pasar malam, harga cabai rawit memang naik tinggi. Harga bervariasi antara Rp70.000 hingga Rp100.000 per kilogram, padahal saat kondisi normal harganya hanya sekitar Rp40.000 per kilogram

Pedagang menjual cabai rawit dengan bervariasi, tergantung kondisi atau kualitas cabai rawit. Jika mulai layu, harganya biasanya lebih murah.

Seperti di Pasar Keramat, pedagang menjual cabai rawit berkisar Rp80.000 hingga Rp100.000 per kilogram. Mengantisipasi turunnya daya beli masyarakat, pedagang menyiasatinya dengan menjual per bungkus dengan berat satu ons.

Pasokan cabai rawit didapat dari petani lokal, namun ada pula yang mendatangkan dari daerah lain seperti Banjarmasin Kalimantan Selatan, bahkan Pulau Jawa. Pedagang mendatangkan cabai dari luar daerah karena ketersediaan di tingkat petani lokal masih terbatas.

"Cabai rawit termasuk jenis yang harganya bisa dengan cepat berubah. Kalau di Jawa atau Banjarmasin sedang gagal panen atau kebutuhan di sana juga sedang tinggi sehingga pasokan ke Sampit berkurang, harga biasanya mulai naik," kata Diah.

Kepala Dinas Pertanian Kotawaringin Timur, I Made Dikantara mengatakan, fluktuasi harga cabai rawit cukup cepat. Komoditas ini juga memengaruhi pergerakan inflasi di Sampit setiap bulannya.

"Kami terus mendorong petani meningkatkan produksi pertanian karena potensinya masih sangat besar, termasuk cabai rawit. Tingginya permintaan menjadi gambaran peluang pemasarannya masih cukup besar," kata Made.

Made juga mengimbau masyarakat untuk memanfaatkan lahan kosong maupun pekarangan rumah untuk ditanami tanaman bernilai ekonomis. Apalagi, cabai rawit termasuk tanaman yang sangat mudah tumbuh subur dan menghasilkan, bahkan jika hanya ditanam di pot berukuran sedang.